Ayumajakuning

Sedimentasi Tinggi, Bendung Rentang Sulit Salurkan Pasokan Air

 

MAJALENGKA-Kebutuhan air di Kabupaten  Majalengka untuk pengairan pertanian padi sudah mulai berkurang. Karena petani di hampir semua wilayah sudah memanen padinya.

Pengelola Bendung Rentang Dedi Supiadi mengungkapkan, pasokan air Bendung Rentang saat ini lebih banyak diperuntukan bagi areal pertanian di wilayah Kabupaten Cirebon. Karena di wilayah Indramayu kondisi padi sudah besar serta sebagian sudah menjelang panen.

“Untuk Saluran Induk Sindupraja yang memasok air ke wilayah Indramayu kebutuhannya sudah mulai berkurang, yang masih tinggi sekarang kebutuhan untuk wilayah Cirebon, namun itu sulit terpenuhi. Karena sedimentasi lumpurnya tinggi, sehingga air tersendat. Jadi butuh normalisasi untuk beberapa titik,” tuturnya.

Menurutnya, untuk pasokan air ke wilayah Cirebon seharusnya bisa terpenuhi. Karena pasokan  air ke wilayah Indramayu berkurang. Namun persoalannya di jaringan ke wilayah Cirebon masih banyak yang harus di normalisasi.

Ia menyebutkan, pasokan air  untuk  Cirebon melalui Saluran Induk Gegesik sebesar 14,956 m³ per detik serta Saluran Sekunder Ujung Pule sebesar 2,320 m³ per detik.

“Itu yang masuk ke Kabupaten Cirebon dari BSD 1  Bondan total kurang lebih 17 meter kubik per detik,” katanya.

Sementara total debit Bendung Rentang pada Kamis (31/8/2023) pukul   09.00     WIB sebesar 70,420 m³/dtk, disalurkan melalui SI Sindupraja sebesar   38,558 m³/dtk, SI Cipelang sebesar  26,553  m³/dtk,  disalurkan kembali ke Cimanuk sebesar 5,309  m³/dtk. Sedangkan tingkat elevasi, 22,62  meter diatas permukaan laut (MDPL) serta tinggi muka air  5,62  m.

Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Jatitujuh Wahyudin menyampaikan, kebutuhan pasokan air untuk areal pertanian di Jatitujuh masih cukup banyak, namun sudah mulai berkurang. Hanya yang masih membutuhkan pasokan air Desa Pangkalanpari, Sumber Wetan dan Sumber Kulon.

“Namun untuk Sumber Kulon 50 persen areal pertanian sudah mulai dipanen. Jadi dua desa yang masih banyak membutuhkan pasokan air,” katanya.

Menurutnya,  saat ini untuk pengairan sawah dilakukan melalui proyek yang dilelangkan oleh desa, dengan sumber air  tetap diambil dari SI Cipelang.

Sementara itu, petani di Desa Sumber Kulon,  Ki Bagus Nana Waskana mengemukakan areal pertanian mereka kekeringan dan tidak bisa dipanen. Karena saluran air dari Cipelang yang disalurkan melalui Irigasi Dampyang mengering akibat air Cipelang tidak bisa naik.

Selain itu, tender proyek air  yang biasa dilakukan setiap tahun oleh desa gagal, karena airnya seret. Bahkan pompa air tidak bisa lancar sampai di sawah karena jaraknya yang   mencapai 4 km terlalu jauh, sehingga  penguapan sangat tinggi.

“Pompa sebesar apapun kapasitasnya tidak akan bisa dimanfaatkan, karena air  tidak tersedia,”ujarnya.(Tati)

 

Related Articles

Back to top button