Kadis LH Kabupetan Cirebon Bantah Pembangunan Taman Pataraksa Tak Libatkan Budayawan
CIREBON- Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon, Iwan Ridwan Hardiawan menyebut, proges pembangunan Taman Pataraksa saat ini baru 30 persen. Namun, pihaknya meyakini bulan Oktober semua selesai dikerjakan.
“Pekerjaan kita kawal terus supaya penyelesaiannya sesuai dengan target rencana. Sampai saat ini (Jumat, Red) ada di kisaran 30 persenan,” kata Iwan, di Sumber.
Menurut Iwan, pekerjaan-pekerjaan pada tahap kedua pembangunan Taman Pataraksa ini bersifat arsitektur, tidak ada konstruksi.
“Memang saya akui ada sedikit bias, tapi kemarin ada penjelasan dari pelaksana dan kami beri target dalam dua minggu ini bisa mengejar target yang kita tetapkan,” jelas Iwan.
Iwan mengatakan, saat evaluasi dengan pelaksana, pihaknya meminta dalam dua pekan ini untuk melakukan peningkatan pekerjaan, baik dari jumlah tenaga kerja maupun material-material yang harus disediakan.
“Pokoknya, Oktober hasus selesai, karena kalau tidak selesai Oktober kita tidak ada waktu lagi untuk menyelesaikan ini, karena ini tahap terakhir bantuan dari provinsi,” ujarnya.
Saat ditanya mengenai tidak adanya sosialisasi maupun keterlibatan budayawan dalam pembangunan Taman Pataraksa, Iwan menyebut, pembangunan tersebut dari awal direncanakan dua tahap. Tahap pertama tahun pada 2021 itu berdasarkan rumusan pihak Pemerintah dengan kalangan pelaku budaya.
Iwan menerangkan, seperti diskusi tentang bagaimana perlakuan terhadap patung prestasinya. Berdasarkan yang pihaknya dengar, bahwa itu berdasarkan hasil keputusan musyawarah dengan banyak pihak.
“Jadi kalau cerita tidak ada sosialisasi dan lainnya saya pikir itu keliru, karena itu sudah dilakukan pada tahap pertama. Pada tahap kedua ini sifatnya finishing dengan durasi penyelesaian 4 bulan,” tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, tokoh pegiat budaya Cirebon, R Chaidir Susilaningrat mengkritik pembangunan Taman Pataraksa yang ada di depan Kantor Bupati Cirebon.
Menurutnya, sebagai tokoh pegiat budaya Cirebon melihat secara keseluruhan, bahwa Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil salah satu kiprahnya adalah menata kota/kabupaten di Jawa Barat, yaitu menata alun-alun agar masyarakat merasa nyaman, kemudian layak untuk menjadi ikon suatu daerah.
Dikatakan Mama Chaidir sapaan akrabnya, di Wilayah III Cirebon, Gubernur Jawa Barat sebagian besar berhasil memberikan kebanggaan kepada masyarakat setempat, namun khusus Cirebon, ada 3 alun-alun yang dibangun, di antaranya Alun-alun Kejaksan, Alun-alun Sangkala Buana dan Alun-alun kecil Taman Pataraksa.
“Kami selaku budayawan agak sedikit kecewa, karena tidak diajak bicara mengenai konsep yang diterapkan di tiga alun-alun tersebut. Kenapa sedikit, karena rata-rata alun-alun itu sudah jadi semua. Jadi tidak ada pegiat budaya atau ahli bangunan budaya yang diajak bicara oleh Pemerintah, saya juga tidak tahu siapa yang memberikan masukan-masukan ke Gubernur,” kata Mama Chaidir.
Lebih lanjut kata pria yang juga pendiri Komunitas Pusaka Cirebon Kendi Pertula mengungkapkan, semestinya bangunan-bangunan yang bersentuhan dengan budaya itu biasanya kental akan syarat dengan pesan, salah satunya adalah pesan kearifan lokal. Seperti halnya Alun-alun Taman Pataraksa ini ujug-ujug sudah dibangun saja.
“Jujur saya tidak tahu Alun-alun Taman Pataraksa akan dibuat seperti apa, masyarakat yang lewat juga menduga-duga kira-kira bentuknya seperti apa. Gambar rencana detailnya juga tidak disosialisasikan. Tidak dipampangkan di lokasi. Kami mengharapkan pemerintah provinsi supaya lebih komunikatif lagi dengan urusan-urusan yang bersentuhan dengan budaya,” desaknya.(Iwan)