Kawasan Rebana Bakal Menguntungkan Daerah
Sandi Wiranata: Infrastruktur dan Penguatan Kawasan Industri Jadi Prioritas
CIREBON – Jika kota metropolitan baru kawasan Cirebon, Patimban, Majalengka (Rebana) yang digagas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil terwujud maka akan menguntungkan daerah terutama kawasan yang berada di Jawa Barat
“Ada 13 kawasan baru atau kawasan peruntukan industri (KPI) di wilayah sekitar Cirebon,” ujar pemerhati ekonomi dan kebijakan publik, Sandi Wiranata.
Menurutnya, Rebana juga akan terkoneksi di antaranya Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dan jalur kereta api arah Cirebon dan Surabaya. Keduanya merupakan infrastruktur yang akan semakin mempermudah koneksi intermoda di wilayah Rebana.
Sandi mengatakan, pengembangan kawasan metropolitan Rebana akan memunculkan sedikitnya 13 kota baru, menyediakan 5 juta lapangan kerja dan memicu peningkatan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat hingga 4 persen.
“Harus ada dukungan semua pihak, Terutama soal infrastruktur dan penguatan kawasan industri sehingga manfaat dari adanya Rebana itu benar-benar dapat dinikmati masyarakat.,” ujar Sandi.
Sementara Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar Bambang Pramono mengatakan, dalam mendorong percepatan pembangunan ekonomi regional, Bank Indonesia Jawa Barat (Jabar) bersama Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Jabar, beberapa waktu lalu menggelar West Java Economic Society (WJES) 2023 di Kantor perwakilan Bank Indonesia Cirebon.
Kegiatan merupakan bagaian agenda rutin tahunan Bank Indonesia dengan ISEI Jabar. Kegiatan tahun 2023 mengangkat tema “Penguatan industri kawasan Rebana dalam turut mendorong stabilitas harga”
“Dari hasil ini kita harapkan bisa ada riset yang tentunya akan lebih akomodatif yang sifatnya bukan lagi konseptual, akan tetapi riset yang betul-betul memberikan rekomendasi secara aplikatif yang akan diaplikasikan di lapangan,” tutur Bambang Pramono.
Terhadap kawasan Rebana Metropolitan, Bambang mengatakan, itu perlu terus didorong dengan penguatan kawasan industri. “Ini tidak hanya perlu terus didorong tenaga-tenaga dari akademisi, tetapi juga praktisi dan semua konsen kepada peningkatan ekonomi di kawasan itu,” katanya.
Lebih lanjut Bambang mengatakan, bahwa potensi ekonomi wilayah Cirebon yang masih masuk dalam kawasan Rebana Metropolitan, pada saat ini masih cendrung setabil.
“Sebuah supply dan demand atau harga dan pertumbuhan ekonomi, di wilayah Jawa Barat, termasuk wilayah Cirebon yang seharusnya di 2022 kemarin inflasi bagus terkendali. Jabar masih menjadi penopang perekonomian nasional dengan pangsa pasar 57% secara parsial di Jawa ada 24%,” katanya.
Menurutnya, Jabar memberikan kontribusi terbesar, dan berada di posisi ke 3, posisi ini menunjukan bahwa Jabar merupakan kunci utamanya perekonomian nasional. “Karena itu, Jawa Barat bisa menjadi salah satu penggerak perekonomian nasional. Pada triwulan ke 1 perekonomian Jabar telah tumbuh sebesar 5% dari permintaan domestik,” katanya.
Begitu juga, lanjutnya, jika dilihat dari permintaan, baik konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dinilainya masih cukup tinggi. “Untuk konsumsi rumah tangga yang sudah meningkat artinya harus diimbangi juga dengam sisi supply atau usaha dan disisi pemerintah daerah jangan sampai konsumsi pemerintah tidak optimal,” ungkapnya, (Pih/Sep)