Serangan Tikus Mengganas, Ratusan Hektare Sawah Terancam Puso
MAJALENGKA-Ratusan hektare sawah di Desa Sumber Wetan, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka diserang hama tikus yang mengganas. Sehingga petani diperkirakan akan terancam gagal panen hingga alami puso.
Menurut sejumlah petani, serangan tikus mulai terjadi sekitar tiga minggu yang lalu, di saat kondisi padi masih berusia kurang lebih dua bulanan. Hewan pengerat itu menyerang pucuk padi dan batang bagian bawah. Sehingga rumpun padi rusak dan sebagian gundul tidak berdaun.
“Serangan tersebut paling tinggi terjadi di malam hari,”ujar Sawir petani setempat.
Ia mengungkapkan, para petani sudah berusaha membasmi tikus dengan cara gropyokan serta mengumpan tikus dengan racun yang disimpan di sejumlah titik di pematang sawah serta lubang, yang diperkirakan menjadi tempat bersarang.
Namun usaha tersebut kurang maksimal. Sehingga tikus tetap mengganas yang jumlahnya diperkirakan sangat banyak.
“Serangan itu diperkirkan tidak hanya datang dari tikus yang bersarang di sekitar areal sawah, namun juga dari luar wilayah desa,”katanya.
Sawir dan Ijah menduga, serangan tikus tersebut akibat petani di wilayahnya terlambat melakukan tanam dibanding petani lain yang saat ini sudah mulai panen musim tanam (MT) 2. Sedangkan usia tananam padinya baru sekitar dua bulan lebih.
Selain itu, areal sawah mereka kini kekurangan air akibat curah hujan yang minim serta saluran Induk Cipelang yang biasanya airnya bisa disedot dengan pompa, kini saluran sedang dalam tahap normalisasi. Sehingga pompa air tidak bisa difungsikan.
“Wilayah kami juga berbatasan dengan area pesawahan di Indramayu yang musim tanamnya lebih dulu dibanding Sumber Wetan. Diperkirakan tikus dari Indramayu juga menyerang sawah di wilayah kami,” tutur Ijah.
Aparat Desa Sumber Wetan, Caswa menyebutkan, terdapat sekitar 273 hektare areal sawah yang diserang tikus dan kekeringan. Sehingga para petani mengalami kerugian sekitar Rp 5 juta-Rp 6 juta per hektare. Kemudian diperkirakan, sekitar 80 persen areal sawah tidak akan bisa dipanen, akibat kekeringan dan serangan tikus.
“Sawah yang kekeringan jelas tidak akan bisa dipanen, tanahnya sudah mengalami retak-retak, sementara usia padi baru dua bulanan. Tidak ada harapan untuk bisa tumbuh apalagi bisa dipanen,” katanya.
Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Kabupaten Majalengka, Kusnadi, membenarkan adanya serang hama tikus di Desa Sumber Wetan sejak tiga minggu yang lalu.
Dia menduga tikus tersebut migrasi dari wilayah Kabupaten Indramayu. Karena wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Indramayu, sementara petani Sumber Wetan terlambat melakukan masa tanam. Ditambah lagi areal sawah berdekatan dengan perkebunan tebu, yang menjadi tempat bersarangnya tikus.
“Petani dan POPT sudah berusaha melakukan pengendalian tikus melalui gropyokan, namun nampaknya karena tingkat populasinya yang cukup tinggi. Sehingga tikus masih terus meyerang sawah,” tuturnya.
Menurutnya, saat ini usia tanaman padi baru sekitar 65 hari atau masuk pada fase primordia pertengahan, yang merupakan fase paling penting untuk tanaman padi. Karena pada fase ini penentuan bunga dan bulir padi tumbuh dan berkembang.
“Sementara sekarang mengalami kekeringan akibat el nino, diperparah dengan adanya seranga tikus,” katanya.
Kusnadi belum bersedia menyebutkan berapa luas lahan yang terkena serangan tikus dan terancam gagal panen. Karena pihaknya masih melakukan rekapitulasi terhadap serangan hama tersebut.
“Areal sawah mengalami keterlambatan tanam di Kecamatan Jatitujuh dan Ligung. Luasnya masih tahap perekapan,” ujarnya.(Tati)