Opini

Siasat Hidup

Oleh : Abdul Rozak
Guru Besar Fakultas Pendidikan dan Seni UGJ Cirebon

ISTRI Anna Sabandina selalu melaporkan anggaran pengeluaran dan pemasukan setiap awal bulan.

Semua butir pengeluaran bulan itu dicatat, seperti uang belanja harian, uang jajan anak-anak, listrik, telepon, pdam, belanja bulanan (misalnya sabun, sikat gigi, pasta gigi, beras, indomie, bumbu dapur).

Laporan itu selalu ada catatan, pemasukan dan pengeluaran tidak seimbang, pemasukan lebih kecil dari pengeluaran.) Anggaran belanja itu selalu defisit setiap bulan.

Anna dan istrinya tidak pernah resah, gelisah, pesimistis. Dia menjalankan kehidupan dengan kenikmatan karena yakin bahwa Allah akan selalu menolong umat-Nya, bahwa Allah tidak akan membiarkan umatnya menderita.

Anna selalu berusaha dengan ketenangan dan meniti jalan yang telah ditentukan Allah. Dia bekerja sesuai dengan bidangnya. Dia bekerja dengan menaati aturan yang berlaku di lembaganya. Dia dan istrinya tidak pernah membicarakan kekurangan kebutuhan bulanan dengan berutang.

Dia menahan diri dengan cara berbuat secukupnya. Dia akan mencukupi sesuai dengan kemampuannya. Dia akan membelanjakan uang yang telah dititipkan Allah kepadanya dengan cara benar.

Anggaran itu sebagai pegangan membiayai hidup dengan benar. Berhemat adalah salah satu prinsip yang dijalankan keluarga Anna. Setiap pengeluaran diperhitungkan kegunaannya. Segala yang telah direncanakan dijalankan dengan sebaik-baiknya.

Memang tidak terlalu ketat. Selalu ada penyesuaian dengan kebutuhan yang mendadak. Akan tetapi, anggaran tetap menjadi pedoman dalam pembelanjaan.

Dengan anggaran itu perjalanan setiap hari menjadi terjamin. Anna menjalankan hidup penuh perhitungan. Anggaran itu memberi tahu apa yang harus dibeli dan apa yang tidak perlu dibeli. Semua kebutuhan disesuaikan dengan waktu.
Anggaran sesungguhnya membelajarkan kita bersabar, bertindak sistematis, bertanggungjawab terhadap apa yang kita peroleh.

Berumah tangga adalah kegiatan bertahap terhadap pencapaian tujuan. Pembangunan kekuatan ekonomi sebenarnya ditentukan oleh kekuatan hati. keyakinan bahwa kemandirian akan menguatkan perwujudan rumah tangga sakinah.

Kebersamaan hati semua anggota keluarga terutama suami dan istri menjadi tiang kuat dalam menahan badai yang terkadang muncul tiba-tiba. Sebar menjalani hidup dalam keseadaan adalah prinsip yang selalu dipegang oleh Anna dan istrinya. Jika belum waktunya, tidak memaksakan harus diadakan dengan berbagai cara.

Hidup hari ini memang penting, tetapi hidup setelah hari ini juga perlu dipersiapkan dan lebih penting lagi hidup setelah di dunia, di akhirat.

Perlu bekal yang memadai untuk kehidupan kita di akhirat. “… dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” (QS Al-Hasyr [59]: 18).

Menggunakan secukupnya, sesuai dengan yang direncanakan adalah prinsip yang menjadikan keluarga Anna Sabandina tidak pernah berkeluh kesah.

Berkeluh kesah tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Setiap aktivitas hidup yang dibangun Anna adalah berpikir solusi. Sebelum masalah muncul telah dipikirkan cara menyelesaikan sehingga masalah itu tidak pernah membesar.
Menyelesaikan masalah harus dengan tanpa masalah. Menyelesaiakan kekurangan anggaran dengan berutang adalah contoh bermasalah.

Berpikir solusi adalah aktivitas yang menutup peluang memunculkan masalah. Jika terjadi kekurangan adalah dengan menikmati kekurangan itu, yaitu dengan berprihatin, bersabar, dengan menunda yang seharusnya terjadi.

Menunda adalah implementasi bersabar, menahan diri untuk kebaikan, menahan diri untuk tidak mengerjakan kemaksiatan. Inilah siasat hidup keluarga Anna.

Unsur bersabar menjadi bagian penting dalam keluarga Anna. Anaknya yang bersekolah di SMA minta motor. Dia meminta alasan kepada anaknya. Anaknya memberikan alasan dari sisi kepentingan dirinya. Anna memahami alasan anaknya.

Kemudian Anna meminta memikirkan alasan yang disampaikan kepada anaknya. Anna dan anaknya berdiskusi. Simpulannya selalu diterima bersama. Motor belum diperlukan karena belum masuk ke status darurat.

Setiap anak-anaknya meminta sesuatu selalu didiskusikan. Banyak yang dikabulkan. Ada juga usulan anaknya yang ditolak. Anna membelajarkan kesabaran kepada anak-anaknya, bahwa segalanya selalu ada proses.

Hidup berumah tangga masa kini memang berbeda dengan tahun 90-an. Ini tahun 2000-an yang segalanya mudah dilihat, mudah dibaca, dan mudah dimiliki. Banyak tawaran kebendaan kepada kita melalui telepon genggam. Kita selalu “dipaksa, terpaksa” melihat sponsor itu.

Setiap tawaran disertai dengan kemudahan, administrasi yang tidak bertele-tele. Peminat tinggal mengisi aplikasi kemudian klik, pesanan datang. Membuka-buka hp, melihat-lihat iklan, mata menatap, hati menguat dan terjadi kekuatan keinginan untuk memilikinya.

Keinginan itu menembus batas kemampuan. Keinginan berdasarkan nafsu itu menghilangkan logika sederhana. Nafsu itu menggiring ke arah yang seharusnya tidak seperti itu.

Tawaran-tawaran yang berhubungan dengan kenikmatan memiliki benda atau sejenisnya dimodifikasi seperti menjadi kebutuhan utama. Banyak tawaran atas kebutuhan utama/pokok dengan perolehan cara mudah.

Kita didorong untuk berpikiran argumentatif benar dan memang seperti benar. Kebutuhan atas rumah, misalnya merupakan kebutuhan pokok bagi setiap keluarga. Baru beberapa bulan berumah tangga kita langsung mengambil rumah dengan cara kredit.

Sekian bulan kemudian kita mengambil kredit motor atau mobil karena merupakan transportasi pokok agar berangkat ke tempat kerja mudah. Sekian bulan lagi alat rumah tangga juga dengan cicilan.

Kita Juga terbujuk mengambil barang yang sesungguhnya tidak terlalu diperlukan untuk menjalankan hidup dengan baik, seperti mengganti televisi, mengganti telepon genggam, mengganti kacamata, dan sebagainya yang sesungguhnya tidak berpengaruh langsung terhadap kualitas hidup kita.

Kita telah membelanjakan uang yang sebetulnya belum tentu menjadi milik kita. Uang gaji bulanan telah dibelanjakan sekian belas tahun ke depan. Kita hanya menerima sisanya atau bahkan gaji kita defisit.

Banyak di antara kita terlalu yakin akan hari esok. Hari esok itu bukan milik kita. ‘Dan tak seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diperolehnya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Luqman:34). Begitu uang gaji sekian tahun ke depan telah dibelanjakan akan hilang semangat kerja karena harapan telah dihilangkan.

Hidup nikmat jika membelanjakan uang yang telah ada pada tangan kita. Kita belanja menurut kemamampuan. Kita mengatur kebutuhan berdasarkan kemampuan. Hidup tanpa utang adalah kenikmatan dan itu dapat dilakukan dengan hidup sederhana berdasarkan keyakin bahwa segalanya telah diatur Allah.

Pada akhir bulan istri Anna selalu melaporkan bahwa pemasukan lebih besar dari pengeluaran. Alhamdulillah dengan cara seadanya dia bisa membangun rumah, menyekolahkan anak-anaknya hingga perguruan tinggi, melaksanakan ibadah haji, membeli mobil.

Hidup ini mudah dan sederhana. Tetapkan hati untuk bersabar. Hidup itu bertahap.

Hidup itu diatur Allah. Oleh karena itu, mintalah Allah yang mengatur segala urusan kita. Setiap pagi dan petang Anna selalu berdoa“Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri (tidak butuh segala sesuatu), dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekali pun sekejap mata (tanpa mendapat pertolongan dariMu).***

Related Articles

Back to top button