Opini

Kegiatan Tahun Baru Islam Berangus Kearifan Lokal

Oleh : Sukanda Subrata
Penulis lepas WTC

DULU kalangan masyarakat kampung (luar pesantren) menyebut malam pergantian tahun baru Islam itu dengan sebutan malam satu suro.Suro itu bulan kesatu dalam urutan nama-nama bulan dalam perhitungan bulan Jawa.

Sebagai umat Islam, masyarakat kampung menyambut pergantian tahun baru Islam dengan cara sederhana namun tidak melupakan esensinya yakni berdoa kepada Allah SWT dalam bentuk kegiatan Selamatan Doa Bersama.

Related Articles

Secara suka rela ibu-ibu menyediakan makanan dan jajanan sederhana untuk dipersembahkan dalam acara tersebut.

Tempatnyapun bukan dimasjid atau di musholla melainkan dihalaman rumah yang luas biar suasananya lebih terbuka untuk semua warga. Acara dipimpin seseorang yang dituakan oleh warga setempat. Selanjutnya mereka makan bersama saling berbagi dan saling mencicipi masakan orang lain.
Suasana benar- benar larut dalam kebersamaan tanpa mengenal status sosial.Hubungan mereka selalu terjaga ketika itu.Bukan itu saja selama bulan suro warga kampung bersama-sama membuat bubur Suro yang terbuat dari beras dicampur dengan kacang kacangan (jagung, kacang tanah dan kedelai) dan parutan kelapa.

Bubur tersebut dibagikan seluruh warga kampung dibungkus pakai daun pisang. Namun seiring dengan kemajuan jaman, kearifan lokal tersebut kini telah lenyap.

Penyebabnya karena perubahan cara pandang dari para pemuka agama setempat. Menurut mereka cara-cara ibadah yang tidak diajarkan oleh nabi Muhammad SAW atau para sahabat nabi dianggap menodai kesucian agama Islam sebaiknya tidak dilakukan.

Boleh jadi karena karena identitas Islamnya tidak terlihat pada acara tersebut yang lebih menonjolkan ke Jawaannya.
Berbeda dengan peringatan Tahun Baru Islam satu Muharam sekarang.

Yang terlihat simbol simbol Islamnya baik atribut maupun materinya. Acaranya juga lebih terorganisir dan profesional pantas lebih meriah dan lebih mewah tentu dengan biaya yang besar pula.

Seolah-olah acara kali menunjukkan kepada umat agama lain bahwa umat Islam juga bisa seperti mereka. Dengan adanya perayaan Tahun Baru Islam ini remaja Islam terlihat lebih solid dan lebih kreatif. Lihat acara Menyambut Tahun Baru Islam yang diselenggarakan oleh masjid, mushola begitu meriah carnaval obor,drumband, marawis,gebyung hingga pengajian akbar.

Tema perayaan Tahun Baru Islampun sangat beragam sesuai denan kondisi masing masing misalnya: Menyemai Keimanan dan Amal shaleh. Bertaubat dari sekarang demi kehidupan akherat yang menyenangkan .

Membangun karakter Islami dalam diri dengan teladan hijrah nabi Muhammad SAW. Terus berkreasi dan menjunjung tinggi akhlak mulia Rasulullah SAW.
Menguatkan kembali akidah Islam dari bahaya kesyirikan.
Spirit baru menguatkan persaudaraan dan kepedulian.
Mari teguhkan akhlak mulai yang bersumber dari al Quran dan asunnah dalam kehidupan sehari-hari. Meraih cinta Allah dengan taubat nasuha. Dan masih banyak yang lainnya

Sebagai muslim tidak muluk dalam dalam berharap. Kita hanya berharap agar tema tema tersebut bisa direalisasikan secara nyata dalam kehidupan sehari hari.tidak mau jadi seorang muslim yang sebatas pandai beretorika, pandai berdiplomasi, pandai membuat visi dan pandai membuat tema tema tetapi malas untuk mempraktekannya.

Kita tidak mau termasuk kedalam golongan orang munafik yang salah satunya cirinya adalah apa yang ucapanya tidak sesuai dengan yang dilakukannya.

Kita berharap menjadi seorang yang konsekuen dan selalu istiqomah dalam berbagai kondisi.Apakah Islam sedang terpuruk,bangun dan bangkit kita tetap berprilaku secara Islami.

Pergantian tahun baru islam harus dijadikan konsolidasi diri. Apakah kita sudah berbuat kebaikan untuk diri sendiri,orang lain ,bangsa dan agama selama ini.

Sehingga pasca peringatan tahun baru Islam ini kita bisa melangkah secara positif menuju kehidupan yang lebih baik.

Tidak diam ditempat apalagi mudur selangkah.Bukankah sebaik baiknya manusia adalah yang hari ini berbuat lebuh baik dari kemarin.

Kebaikan tidak datang sendirinya namun perlu diupayakan secara maksimal dengan berpijak kepada tauladan kita Nabi besar Muhammad SAW dan para sahabatnya. Oleh karena tidak jarang perbuatan baik berujung dengan keburukan.
Bisa jadi tidak mengetahui ilmunya. Atau belajar kepada orang yang bukan ahlinya.

Selamat Tahun Baru Islam satu Muharam 1445 Hijriyah semoga kita sebagai individu Islam menjadi lebih baik dalam beribadah kepada Allah SWT tanpa melupakan muamalah kepada sesama.

Kita juga harus berbuat sesuatu yang baik untuk negara, bangsa dan Agama Islam atas dasar keikhlasan.Aaamiiin.

Back to top button