Kewajiban Dakwah Setiap Muslim
Ole: Dedy Sutrisno Ahmad Sholeh
Alumni prodi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN SGD Bandung
SUDAH menjadi keharusan bagi kita semua yang mengaku muslim untuk selalu berdakwah dengan jalan mengajak saudara, teman, rekan dan umat untuk menegakkan kebenaran dan keadilan serta melaksanakan segala perintah Allah SWT dan sunnah Rasulullah Saw.
Dakwah wajib dilaksanakan oleh setiap individu muslim yang secara lahiriah dan batiniah beragama Islam. Tentu saja, dakwah yang dilaksanakan sesuai dengan tuntunan dan ajaran Rasulullah Saw.
Objek dakwah Rasulullah Saw. pada awal kenabian adalah masyarakat Arab Jahiliyah, atau masyarakat yang masih berada dalam kebodohan. Dalam bidang agama, umumnya masyarakat Arab waktu itu sudah menyimpang jauh dari ajaran agama tauhid, yang telah diajarkan oleh para rasul terdahulu, seperti Nabi Adam A.S.
Prof. Dr. A. Shalaby dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, telah menjelaskan sebab-sebab kaum Quraisy menentang dakwah Rasulullah Saw., yakni kaum kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat keberatan dengan ajaran persamaan hak dan kedudukan antara semua orang.
Mereka mempertahankan tradisi hidup berkasta-kasta dalam masyarakat. Mereka juga ingin mempertahankan perbudakan, sedangkan ajaran Rasulullah Saw. melarangnya.
Kaum kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam yang adanya kehidupan sesudah mati yakni hidup di alam kubur dan alam akhirat, karena mereka merasa ngeri dengan siksa kubur dan azab neraka.
Kaum kafir Quraisy menilak ajaran Islam karena mereka merasa berat meninggalkan agama dan tradisi hidupa bermasyarakat warisan leluhur mereka. Kaum kafir Quraisy menentang keras dan berusaha menghentikan dakwah Rasulullah Saw. karena Islam melarang menyembah berhala.
Kaum kafir Quraisy mengusulkan pada Nabi Muhammad SAW agar permusuhan di antara mereka dihentikan. Caranya suatu saat kaum kafir Quraisy menganut Islam dan melaksanakan ajarannya. Di saat lain umat Islam menganut agama kamu kafir Quraisy dan melakukan penyembahan terhadap berhala.
Dalam menghadapi tantangan dari kaum kafir Quraisy, salah satunya Nabi Muhammad Saw. menyuruh 16 orang sahabatnya, termasuk ke dalamnya Utsman bin Affan dan 4 orang wanita untuk berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), karena Raja Negus di negeri itu memberikan jaminan keamanan.
Akhirnya, Rasulullah SAW menyuruh sahabatnya kembali ke Habasyah yang kedua kalinya. Saat itu, dipimpin oleh Ja’far bin Abu Thalib. Pada tahun ke-10 dari kenabian (619 M) Abu Thalib, paman Rasulullah SAW dan pelindungnya wafat. Empat hari setelah itu istri Nabi Muhammad Saw. juga telah wafat. Dalam sejarah Islam tahun wafatnya Abu Thalib dan Khadijah disebut ‘amul huzni (tahun duka cita).
Mereka umumnya beragama watsani atau agama penyembah berhala. Berhala-berhala yang mereka puja itu mereka letakkan di Ka’bah. Di antara berhala-berhala yang termahsyur bernama: Ma’abi, Hubai, Khuza’ah, Lata, Uzza dan Manar. Selain itu ada pula sebagian masyarakat Arab Jahiliyah yang menyembah malaikat dan bintang yang dilakukan kaum Sabi’in.
Pengangkatan Muhammad sebagai nabi atau rasul Allah SWT, terjadi pada tanggal 17 Ramadan, 13 tahun sebelum hijrah (610 M) tatkala beliau sedang bertahannus di Gua Hira, waktu itu beliau genap berusia 40 tahun. Gua Hira terletak di Jabal Nur, beberapa kilo meter sebelah utara kota Mekah.
Muhammad diangkat Allah SWT, sebagai nabi atau rasul-Nya ditandai dengan turunnya Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu yang pertama kali yakni Alquran Surat Al-‘Alaq ayat 1-5. Turunnya ayat Alquran pertama tersebut, dalam sejarah Islam dinamakan Nuzul Al-Qur’an.
Menurut jumhur (kebanyakan) para ulama, setelah turun wahyu pertama, turun pula Surah Al-Mudassir ayat 1-7, yang berisi perintah Allah SWT agar Nabi Muhammad berdakwah menyiarkan ajaran Islam kepada umat manusia.
Ajaran Islam periode Mekah, yang telah didakwahkan Rasulullah Saw. di awal kenabiannya adalah pertama, keesaan Allah SWT., kedua, hari Kiamat sebagai hari pembalasan, ketiga, kesucian jiwa dan keempat, persaudaraan dan persatuan.
Tujuan dakwah Rasulullah Saw. pada periode Mekah adalah agar masyarakat Arab meninggalkan kejahiliyahannya di bidang agama, moral dan hukum, sehingga menjadi umat yang meyakini kebenaran kerasulan nabi Muhammad Saw. dan ajaran Islam yang disampaikannya, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Strategi dakwah Rasulullah Saw. dalam berusaha mencapai tujuan yang luhur diantaranya, pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi. Rasulullah Saw. menyeru untuk masuk Islam, orang-orang yang berada di lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya.
Mengenai orang-orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah Saw. tersebut adalah: Khadijah binti Khuwailid, Ali bin Abu Thalib, Zaid bin Haritsah, Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Ummu Aiman.
Abu Bakar Ash-Shiddiq juga berdakwah ajaran Islam sehingga ternyata beberapa orang kawan dekatnya menyatakan diri masuk Islam, mereka adalah: Abdul Amar dari Bani Zuhrah, Abu Ubaidah bin Jarrah dari Bani Haris, Utsman bin Affan, Zubair bin Awam, Sa’ad bin Abu Waqqas, Thalhah bin Ubaidillah.
Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang namanya sudah disebutkan d atas disebut Assabiqunal Awwalun (pemeluk Islam generasi awal).
Selain dakwah sembunyi sembunyi, dakwah juga dilakukan secara terang-terangan. Dakwah ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT. agar dakwah itu dilaksanakan secara terang-terangan.
Tahap-tahap dakwah Rasulullah Saw. secara terang-terangan ini antara lain mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan makan dan mengajak agar masuk Islam. Walau banyak yang belum menerima agama Islam, ada 3 orang kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang sudah masuk Islam, tetapi merahasiakannya. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah.
Rasulullah Saw. mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang berada dan bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul di Bukit Shafa. Pada periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah menyatakan diri masuk Islam dari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu: Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin Khattab.
Semoga kita semua bisa mengajak orang lain menuju kebaikan. Minimal kebaikan diri sendiri, keluarga dan saudara terdekat kita, baru melangkah ke kelompok yang lebih luas lagi, sehingga banyak bertebaran nilai kebaikan yang hakiki. . Wallahu a’lam bisshawab.***