Ayumajakuning

Kemarau di Majalengka Makin Parah, Sumber Air Hanya Mengalir Sebesar Lidi

MAJALENGKA- Puluhan warga d Blok Gunung Haur, Kelurahan Sinangkasih, Kabupaten Majalengka mengalami kesulitan air bersih sejak memasuki musim kemarau. Penyebabnya, debit mata air yang ada di wilayahnya menyusut drastis.

Untuk memperoleh air satu jeriken saja harus menunggu cukup lama, karena air mengalir kecil, hanya sebesar lidi, sehingga air sulit dialirkan melalui selang plastik (pipa plastik). Bak penampungan yang biasa didistribusikan ke sejumlah rumah juga menyusut tajam.

Oco, salah seorang warga Blok Gunung Haur menyebutkan, saat ini untuk mendapatkan air dari satu–satunya sumber mata air di lereng Gunung Haur,  warga harus bergiliran menampung air yang dialirkan dari pipa plastik.

Satu keluarga dengan bak penampungan ukuran 1 meter x 1 meter harus menunggu berjam–jam agar bisa penuh. Setelah penuh baru warga lainnya mendapat giliran mengisi bak mandi untuk kebutuhan keluarganya.

“Kalau kemaraunya panjang, ya sering kali kesulitan air bersih. Warga bisa turun ke bawah, ke tetangga kampung untuk mencari air yang jaraknya sekitar 1 km,” ungkap Oco.

Menurutnya, warga baisa mengambil air dengan jeriken di saat kemarau panjang, atau warga setempat menyebutnya ngangsu cai.

Hal senada disampaikan Nana yang di rumahnya memiliki lima anggota keluarga. Ketika kesulitan air, dia  akan mengambil air ke Bumi Perkemahan menggunakan jeriken yang diangkut dengan sepeda motor.

Makanya,  di rumahnya tersedia lebih dari 6 jeriken di samping bak mandi untuk menyimpan cadangan air.

Ketua RT Blok Gunung Haur, Warkim mengatakan, ada sekitar 40 KK yang tinggal di Blok Gunung Haur yang menempati 30 rumah, ke semuanya kini mengalami kesulitan air bersih.

Kesulitan air yang cukup parah menurut Warkim, terjadi dua tahun terakhir karena kemarau yang panjang serta suhu udara yang cukup panas. Kondisi ini berdampak pada kondisi mata air di wilayahnya yang kian menyusut.

“Kalau kekeringan sudah terlalu parah kami harap ada bantuan air. Namun demikian, saat ini pun sebagian warga sudah mulai mengangkut air dari tetangga kampung karena menunggu guliran mendapatkan air cukup lama,” ungkap Warkim.(Tati)

 

Related Articles

Back to top button