Pendidikan

Disdik Bakal Kembali Marger SD di 19 Kecamatan

Efektivitas dan Satu Hamparan

CIREBON – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon bakal kembali melakukan marger atau menggabungkan sekolah dasar (SD) di 19 kecamatan di daerah ini. Tahap marger yang direncanakan Juli ini, di 31 titik SD.

Adapun lokus 19 kecamatan yah dimaksud yakni, Kecamatan Babakan, Ciledug, Gegesik, Greged, Karangsambung, Karangwareng, Lamahabang, Losari, Mundu, Pabuaran, Palimanan, Pengenan, Panguragan, Plered, Sumber Suranenggala, Talun, Tengahtani dan Weru.

Kabid SD Disdik Kabupaten Cirebon, Ade Kandar mengatakan, sejauh ini marger sekolah yang dilakukan pihaknya, sudah di 61 titik. Terhitung sejak 2022 hingga Juni 2023.

“Untuk awal bulan Juli 2023 ini ada sekitar 31 titik SDN yang akan dimarger, dan tersebut di 19 kecamatan termasuk Kecamatan Sumber,” ujar Ade Kandar, Minggu (2/7/2023).

Menurutnya, total SDN yang akan dimarger oleh Pemerintah Kabupaten Cirebon, jumlahnya ada sekitar 113 titik. Dan akan dilaksanakan pada 4 tahap, dimana pada tahap akhir marger nanti akan dilakukan di 26 titik, akhir tahun ini.

“Pada tahap 1 ada 5 titik, tahap 2 ada 51 titik dan tahap 3 ini ada 31 titik sedangkan sisanya yakni 26 titik maksimal dilaksanakan pada bulan Desember 2023 ini,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Disdik Kabupaten Cirebon, H Ronianto mengatakan, dari total 215 SD di Kabupaten Cirebon, sebanyak 25 SD bakal dilakukan merger. Dengan dilakukan merger, nantinya jumlah SD menjadi 109 SD.

Merger dilakukan terhadap sekolah yang jumlah muridnya di bawah 20 di tiap kelasnya.“Tapi bisa saja nanti bertambah, karena proses penerimaan siswa baru masih berlangsung. Kalau untuk SMP sih aman, kuotanya sudah ideal,” ujar Ronianto.

Ia menjelaskan, merger sejumlah SD tersebut memang menjadi solusi agar ke depan proses kegiatan belajar mengajar (KBM) bisa berkesinambungan di tiap sekolah. Sehingga, efektivitas baik dari sisi tenaga pengajar dan sarana penunjang bisa ideal.

Selain itu, karena jika jumlah murid kurang maka akan berimbas pada minimnya biaya operasional. Karena salah satu sumber anggaran SD berasal dari Biaya Operasional Sekolah (BOS).

“Merger sekolah dilakukan pada satu hamparan. Biasanya terdapat di desa yang memiliki lebih dari satu SD. Idealnya satu SD memiliki 100 murid dan jika di bagi 6 rata-rata 20 murid per kelas,” ujar Roni.(Ismail) 

 

Related Articles

Back to top button