CIREBON – Kasus kekerasan anak dan perempuan relatif menurun. Demikian dikatakan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Cirebon, Hj. Enny Suhaeni melalui Sekretaris, Dwi Sundarmi.
“Dalam kurun waktu Januari hingga pertengan Juni tahun ini, hanya sedikit yang melaporkan kasus. Maka, relatif menurun kasus kekerasan anak dan perempuan,” katanya usai acara di sekitar Kecamatan Astanajapura, Sabtu (24/6/2023).
Masih dikatakan Dwi, dalam menekan kasus kekerasan anak dan perempuan harus melibatkan seluruh pihak, tak terkecuali masyarakat dan orangtua. Maka, alangkah baiknya untuk tetap waspada pada orang terdekat.
“Kebanyakan kasus yang mencuat, dilakukan orang terdekat,” jelasnya didampingi Kepala Bidang Perlindungan Anak dan Perempuan DPPKBP3A Kabupaten Cirebon, Saniri.
Saniri mengungkapkan, penurunan kasus disesuikan dengan laporan yang masuk. Meski demikian, pihaknya terus lakukan monitoring dengan melibatkan kader yang ada di kecamatan dan desa. Agar kasus kekerasan pada anak dan perempuan tak terjadi.
“Kami membuat program pendampingan pada anak dan perempuan, untuk melaporkan, jika ada tindakan kekerasan,” ungkapnya.
Masih dikatakan Saniri, edukasi sekaligus menangani permasalahan tersebut. “Peran kader pembantu pembina keluarga berencana desa (PPKBD) sangat diperlukan, guna menekan kasus kekerasan anak dan perempuan sekaligus menekan laju pertumbuhan penduduk,” ujarnya.
Dirinya mengharapkan kader PPKBD langsung bergerak ke masyarakat, untuk melaksanakan program keluarga berencana (KB). “Mari kita bersama menekan laju pertumbuhan penduduk dan menekan kasus kekerasan anak dan perempuan. Bila ada kasus kekerasan, segera melapor, untuk kita tangani,” pinta Saniri.(Supra)