Opini

Cerdas, Ikhlas dalam Berkurban

Oleh : Sukanda Subrata
Penulis Lepas asal WTC 

MOMENT yang tidak bisa dilepaskan dari perayaan Iddul Adha adalah penyembelihan hewan Qurban. Banyaknya masyarakat yang berqurban bisa juga menjadi indikasi meningkatnya keimanan, ketaqwan kepada Allah SWT serta mengindikasikan adanya peningkatan taraf hidup.
Dizaman yang serba sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari seperti sekarang ini. Masyarakat muslim masih bisa juga membeli hewan qurban (kambing) yang harga sekita dua setengah juta rupiah.
Bagaimanapun kondisinya jika keimanan seseorang sudah kuat, melekat dalam qolbu dan Allah meridhai bisa juga melaksanakan qurban. Setidaknya ada tiga cara agar kita bisa berqurban.
Pertama dengan cara menyisihkan sedikit uang tiap bulan misalnya setiap bulan menyisihkan dua ratus ribu rupiah syukur lebih.
Kedua membeli hewan ternak yang masih kecil,kita pelihara sendiri atau dititipkan kepada peternak tentu kita memberi upahnya.
Ketiga dengan cara arisan qurban setidaknya dengan dua belas orang.Anggota yang usiannya lanjut didahulukan untuk berqurban atas namanya.
Setidaknya dengan cara diatas, berqurban tidak terlalu memberatkan bukan. Namun kenyataannya ada banyak rintangan yang datangnya dari saudara kita juga (muslim).
Terutama bagi kita yang hidupnya miskin. Dikatakan sok beriman sok taqwa dan sebagainya.
Yang memang ada benarnya juga, orang miskin mau berqurban. Justru disinilah luar biasanya. Jika kaya yang berqurban itu tidak aneh memang sudah seharusnya berbagi.
Oleh karena itu alangkah baiknya sebelum berqurban, kaum muslimin harus mengetahui terlebih dahulu dalil–dalil yang berkaitan dengan pelaksanaan penyembelihan hewan qurban agar mendapatkan ridha Allah jauh berprasangka buruk kepada orang lain (miskin ).
Allah SWT berfirman dalam surat Al –Kautsar ayat 2: “Fa salli lirabbika wan har “ artinya: Maka laksanakanlah sholat karena Tuhanmu, dan berqurbanlah. Ini sebagai ibadah mendekatkan diri kepada Allah. Memang ibadah qurban ini sunnah namun menjadi wadah untuk mengingat Allah sebagai pencipta dan penguasa manusia ,bumi ,alam semesta dan seisinya.”
Firman Allah SWT berikutya surat Al hajj ayat 34 :
“Wa likuli umamatin ja,alnaa mansakal liyaszkurus mal laahi, alla maa razaqahum mim bahiimatil an aam,failahum ilaahunw waahidun falahuu aslimuu ,bashshiril mukhbitiin.” Artinya “Dan bagi tiap-tiap umat telah kami syariatkan penyembelihan ( qurban ) supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Allah yang Maha Esa.
Karena itu beserah dirilah kamu kepada –Nya,dan berilah kabar bembira pada orang – orang yang tunduk (patuh) pada Allah Ini bermakna bahwa hewan qurban adalah rezeki dari Allah kepada umatnya.Jadi menyembelih hewan ternak yang dijadikan qurban merupakan bagian rasa suka cita dan tawakal kepada Allah. 3.Perintah untuk berbagi kepada fakir dan miskin.
Selanjutnya firman Allah SWT dalam surah Al – Hajj ayat 36- 37 “Walbudna ja,alnaahaa lakum min sha,aa,iril laahi lakum fiihaa khairun fazkurusmal laahi,alaihaa sawaaf fa izaa wajabat junuubuha fakuluu min haa wa at,imul qooni, awal mu,tar kazaalika sakhkharaaha lau la,allakum tashskuruun.
Yang artinya “Maka makanlah sebagiannya (daging qurban) dan berilah makan orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (orang yang tidak meminta –minta) dan orang yang meminta. Daging qurban dan darahnya itu sesekali tidak dapat mencapai keridhaan Allah,tetapi ketaqwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.
Ditegaskan bahwa orang yang berqurban boleh menikmati sebagian daging qurban lalu sebagian lagi diberikan kepada para penerima manfaat yang membutuhkan.
Sedangkan dalam Hadist Riwayat Ibnu Majah dan Turmizi menyatakan “Tidak ada amalan anak cucu Adam pada hari raya qurban yang lebih disukai Allah melebihi dari mengucurkan darah (menyembelih hewan qurban), sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan tersebut akan datang lengkap dengan tanduk tanduknya, kuku-kukunya dan bulu-bulunya.
Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah sebagai qurban dimanapun hewan itu disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya “Amalan qurban menjadi saksi amalan kita diakhirat.
Dimoment perayaan Idul Adha 1443 ini kita berharap penyembelihan hewan ternak (qurban) bisa sesuai dengan yang disyariatkan oleh agama Islam.
Tidak ternodai oleh perilaku yang menyimpang dan menjatuhkan martabat kita sebagai muslim, apalagi sebagai ustad,ajengan,atau kiyai. Kita sebagai muslim harus benar – benar ikhlas dalam berqurban dan menyerahkan sepenuhnya teknis penyembelihan dan pendistribusian daging qurban.
Meski tidak manusiawi (mendapat segelintir daging ) juga, sementara ada warga lain yang mendapatkannya lebih banyak padahal dia orang yang sering makan daging. Allah maha mengetahui apa yang diperbuat oleh makhluknya. Aamiin.***

.

Related Articles

Back to top button