Irigasi Mengering, Petani Cirebon Utara Gagal Tabur Benih
CIREBON-Para petani padi di wilayah Cirebon Utara, yakni Kecamatan Kapetakan, Suranenggala dan sekitarnya mengeluh. Mereka terpaksa belum memulai tanam, meski benih yang telah disebar sudah saatnya ditanamkan di sawah.
Hal itu karena mereka sulit mendapatkan air. Sepanjang irigasi yang ada di wilayah setempat sudah mulai tak teraliri air. Sawah-sawah pun sudah mulai kekeringan, sehingga butuh solusi agar petani bisa memulai tanam dan tidak gagal panen.
Demikian disampaikan Dewan Pakar Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) PCNU Kabupaten Cirebon, H Asdullah Anwar. Menurutnya, berdasarkan pemantauan yang dilakukan pihaknya di wilayah Kecamatan Kapetakan, Suranenggala dan sekitarnya, petani sekarang tengah mengalami kesusahan.
“Hasil pemantauan kami, petani pada menjerit. Karena mereka sudah terlambat tanam dan sulit mendapatkan air,” kata Asdullah, Minggu (18/6/2023).
Ia menjelaskan, dalam pertanian, pengairan merupakan salah satu program sapta usaha tani yang vital. Karena, menurut Asdullah, air merupakan kebutuhan yang paling utama untuk mengelola lahan dan keberlangsungan tanaman padi tersebut.
“Kalau tidak ada air bagaimana mau menanam padi? Di wilayah Kecamatan Kapetakan dan Suranenggala, sawah pada kering padahal masyarakat mau memulai masa tanam,” katanya.
Namun, kata dia, karena tanah sawahnya sulit untuk pengairan, maka musim tanam tahun ini agak terlambat. Bahkan, benih padi yang sudah disebar sudah tinggi-tinggi. “Kalau benih padi umurnya sudah melebihi yang telah ditentukan, maka akan berdampak pada hasil produksinya,” ungkap Asdullah.
Pria yang juga menjabat Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Cirebon ini melanjutkan, untuk mengelola tanaman padi yang baik dan dapat membuahkan hasil yang melimpah tentu ada metode tersendiri. Salah satunya yakni dengan sistem pengairan yang baik.
Hal itu, tertuang dalam program sapta usaha tani. Yang mana, kata dia, ada tujuh poin yang harus dilakukan para petani. Pertama, pengolahan lahan atau tanah sawah yang baik. Kedua, mekanisme dan pengairan yang teratur. Ketiga, pemilihan bibit unggul. Keempat sistem pemupukan yang baik.
Selanjutnya, kata dia, yang kelima, pemberantasan hama dan penyakit tanaman pada padi. “Kemudian yang keenam pengolahan pasca panen dan ketujuh pemasaran. Jadi tentunya, kalau tidak ada air ya bagaimana petani bisa membuahkan hasil,” ujar Asdullah.(Mail)