Nasional

Ratusan Warga Demo Ponpes Al-Zaytun Indramayu, Aparat Keamanan Disiagakan

INDRAMAYU- Ratusan orang mengatasnamakan Forum Indramayu Menggugat (FIM) meluruk Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun di Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Kamis (15/6/2023) sekira pukul 11.30 WIB. Kedatangan mereka, untuk menyampaikan pendapat di muka umum terhadap Ponpes Al-Zaytun.

Sejumlah tuntutan yang disampaikan di antaranya mendesak agar pihak MUI dan Kemenag bisa mengusut tuntas adanya dugaan ajaran sesat di Ponpes Al-Zaytun, lalu soal adanya dugaan tindak pidana pemerkosaan yang dilakukan pimpinan Ponpes Al Zaytun, Syekh Panji Gumilang.

Dugaan kasus lainnya yaklni soal penguasaan lahan (agraria) seputar Ma’had Al Zaytun. Massa mendesak agar pembuatan dermaga khusus oleh Ponpes Al-Zaytun di Kecamatan Kandanghaur dihentikan. Apalagi, keberadaan dermaga tersebut sangat eksklusif dan tidak boleh ada orang yang boleh tahu kegiatan di dalamnya.

Massa khawatir lokasi tersebut dijadikan tempat untuk menyelundupkan barang-barang berbahaya, seperti narkoba dan senjata api. Tuntutan lainnya adalah Ponpes Al- Zaytun tidak memiliki manfaat bagi masyarakat sekitar, karena selama ini ponpes tertutup tidak bisa diakses secara umum.

Kedatangan massa ini langsung dihadang barisan polisi pada  jarak sekitar 20 meter dari depan Ma’had Al-Zaytun. Massa kemudian merangsek dan berusaha menembus barisan polisi agar bisa mendekat ke area tersebut.

Aksi saling dorong pun tidak terhindarkan dan beruntung aksi saling dorong tidak berlangsung lama. Bahkan Kapolres Indramayu AKBP Fahri Siregar bersama personelnya turun langsung menahan massa yang terus berusaha memaksa untuk mendekati Ma’had Alzaytun. Meski begitu, sejumlah perwakilan massa sempat berorasi dari atas mobil.

Koordinator aksi, Sayid Mukhlisin dalam orasinya mengatakan, aksi yang dilakukannya itu lebih menyoroti kasus agraria seputar tanah Ma’had Al-Zaytun.  Karena, soal penguasaan tanah oleh ponpes ini sangat banyak, ada ribuan hektare.  “Kita mendesak Kementerian ATR/BPN untuk mengusut hal itu,” pinta dia.

Selain itu, massa juga mempertanyakan soal perizinan terkait sejumlah aset milik Al- Zaytun, di antaranya galangan kapal maupun dermaga yang dibangun pihak Al-Zaytun.  Pihaknya pun mendesak dinas perizinan, apakah Al-Zaytun memiliki izin membangun dermaga, jalan, yang mereka lakukan tersebut. Pihaknya juga mendesak Kemenag dan MUI agar mengusut tuntas kasus yang kini membelit Al-Zaytun.

“Kita semua butuh konfirmasi dari mereka, karena mereka yang paling berwenang,” ucapnya.

Panji Gumilang keluar

Masih disampaikan Sayid, massa juga mempertanyakan kelanjutan penanganan kasus dugaan perkosaan yang sudah ditangani Polda serta mempertanyakan manfaat keberadaan Ma’had Al-Zaytun bagi warga sekitar.

Setelah melakukan aksi sekitar 30 menit, massa FIM membubarkan diri dengan tertib.

Sebelumnya, Asmaul Husna dilantunkan oleh ribuan orang dari dalam pagar pembatas Ma’had Al-Zaytun itu sebagai persiapan menyambut aksi unjuk rasa.

Pembacaan ini dipimpin seseorang menggunakan pengeras suara yang diikuti oleh ribuan. Aksi tersebut menyusul pesan yang beredar di media sosial menyatakan FIM akan menggelar aksi unjuk rasa di Ma’had Al-Zaytun, Kamis (15/6/2023) pukul 08.00 WIB.

Mereka bahkan mengklaim akan mengerahkan 5.000 orang untuk menyampaikan sejumlah tuntutan. Merespon informasi aksi unjuk rasa dari FIM itu, pihak Ma’had Al-Zaytun dikabarkan telah menyampaikan surat pemberitahuan ke Polres Indramayu. Isi surat pemberitahuan itu, pihak Al-Zaytun disebutkan akan menyambut para demonstran dengan mengerahkan sekitar 10.000 orang.

Selain melantunkan Asmaul Husna secara berulang-ulang, pihak Alzaytun memasang tulisan yang terpasang di tiang listrik di depan pagar pembatas. Isi tulisan itu ‘ Selamat Datang Para Pendemo dari FIM. Kami Sambut Anda dengan 10.000 Penyambut. Bila Kalian Berlaku Damai, Kami akan Tepuk Tangan untuk Anda Semua. Bila Sebaliknya,

Jangan Tanya Apa yang Akan Terjadi ‘.

Sambil menunggu kedatangan pendemo, massa Al-Zaytun juga menyanyikan lagu ‘Hevenu Shalom Aleichem’. Lagu Havenu Shalom Aleichem dinyanyikan bersama-sama dengan gembira sambil bertepuk tangan oleh massa ponpes itu yang dipandu oleh seorang perempuan menggunakan pengeras suara.

Setelah itu, massa Al-Zaytun kembali melanjutkan lantunan Asmaul Husna. Mereka juga menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan sejumlah lagu lainnya. Hingga pukul 10.40 WIB, pengunjuk rasa dari FI belum datang. Padahal, dalam edaran seruan aksi yang beredar di media sosial, mereka mengklaim akan menggelar aksi pukul 08.00 WIB dengan melibatkan 5.000 orang.

Sementara itu, polisi melakukan penjagaan ketat. Polisi memasang kawat berduri di depan area pembatas, yang sebelumnya telah dipasang pihak Al-Zaytun. Bahkan berjaga membentuk pagar betis di depan pintu masuk Ma’had Al Zaytun. Langkah kepolisian ini mengundang protes dari pimpinan Ma’had Al-Zaytun, Syekh Panji Gumilang. Dia keluar menemui polisi dan meminta agar polisi berjaga di luar area pembatas mereka.

“Bapak-bapak jaga di luar. Tidak akan ada apa-apa. Panji Gumilang menjamin, tidak akan ada apa-apa. Umur saya sudah lebih dari tiga perempat abad, menjamin, tidak akan ada yang anarkis,”  ujar Panji Gumilang kepada polisi.

Dia meminta kepada massa yang mengiringinya untuk tidak bersikap anarkis. Bahkan memerintahkan untuk memanfaatkan IT guna memotret semua kejadian.  “Jangan kamu anarkis. Ini syekhmu sudah menjamin,” ucapnya.(Udi)

 

Related Articles

Back to top button