Tingkatkan Kualitas Akademik FITK, IAIN Cirebon Gelar Workshop Kurikulum KKNI
CIREBON – Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Syekh Nurjati Cirebon menyelenggarakan workshop kurikulum berbasis KKNI dan berorientasi MBKM (Merdeka Belajar – Kampus Merdeka).
Acara yang melibatkan 44 peserta yang berasal dari unsur pimpinan fakultas, jurusan, tenaga pendidik dan kependidikan ini dibuka oleh H. Aan Jaelani selaku Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Dalam sambutannya, Rektor menyampaikan peran penting lembaga untuk terus mengawal penyempurnaan kurikulum KKNI yang sudah berjalan dan mulai berorientasi pada Kurikulum MBKM di lingkungan FITK.
Sebagai tambahan informasi mengenai kondisi faktual akademik di FITK, H. Saifuddin yang merupakan Dekan FITK menyampaikan bahwa FITK sudah mempelopori kajian dan penyempurnaan kurikulum KKNI yang mengarah pada implementasi Kurikulum MBKM. Sehingga diharapkan akan tercipta keselarasan dan kedalaman mata kuliah di FITK.
“Pelaksanaan kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan kualitas akademik FITK sesuai dengan arahan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, serta untuk menjawab tantangan terhadap kapasitas perguruan tinggi yang dituntut mampu beradaptasi secara cepat, sekaligus juga mempersiapkan alumni yang memiliki keterampilan di era revolusi industri 5.0,” ujarnya.
Perguruan tinggi, dalam hal ini harus mampu mengakomodasi kebutuhan dunia kerja dengan menyiapkan sarjana-sarjana yang memiliki keterampilan profesional dengan menyiapkan infrastruktur kurikulum yang mampu mempertemukan prinsip equality dan memunculkan keunggulan institut.
“Tanpa perlu melepaskan diri dari rutinitas dan konversi mata kuliah yang perlu dianalisis secara mendetail,” tuturnya.
Hadir sebagai narasumber adalah H. Faozan, yang merupakan pakar kurikulum KKNI dari Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Syarif Hidayatullah.
Ia memberikan insight mengenai konsep kurikulum KKNI yang perlu disusun secara ideal yang merupakan pondasi penting dalam penyusunan kurikulum MBKM.
Ia pun memberikan rekomendasi untuk memperhatikan struktur mata kuliah yang lebih banyak mata kuliah jurusan dibandingkan dengan universitas dan fakultas.
“Perlu disusun skala prioritas mengenai desain kurikulum yang relevan dan equal baik di dalam maupun dengan universitas luar. Dan mengenai komposisi mata kuliah tetap memperhatikan isi dan kajian yang relevan dengan kompetensi luaran yang diinginkan. Selain itu, rumusan mata kuliah dan arah pengembangan kualitas alumni perlu melibatkan cara berpikir filsafat yang memahami secara sistematis, analitis dan gradual,” ujarnya. (Khrisna)