Pendidikan

“Kejamnya” PPDB Online, Sekolah Pinggiran Kota Cirebon Selalu Kekurangan Murid

CIREBON- Jelang pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri tahun ajaran 2023/2024, sejumlah persoalan muncul ke permukaan. PPDB online tingkat SMP sendiri menurut jadwal rencananya akan dilaksanakan Juni mendatang.

Sejumlah persoalan tersebut di antaranya beberapa sekolah di Kota Cirebon tidak memenuhi target rombel (jumlah murid selalu kurang, Red) atau daya tampung kelas, terutama sekolah-sekolah di pinggiran kota. Dengan demikian perlu dilakukan evaluasi.

“PPDB memang perlu dievaluasi, termasuk apakah memang lulusan SD dengan daya tampungnya SMP sudah seimbang apa belum. Kan perlu dipetakan, lulusan SD berapa, daya tampung SMP berapa? Apakah itu daya tampung  melebihi lulusan SD?” kata Kepala SMPN 1 Kota Cirebon, Lilik Agus Darmawan.

Menurutnya, begitu Permendikbud sudah keluar, pihaknya berharap di tingkat daerah secepatnya membuat regulasi yang tegas  kemudian cepat disosialisasikan kepada masyarakat maupun sekolah agar pelaksanaan PPDB bisa diantisipasi sejak awal. Sehingga, masyarakat tidak bingung dan mengetahui apa saja tahapannya.

“Saat ini siswa kelas 9 sedang melaksanakan ujian hingga minggu depan. Sedangkan kelas 7 dan 8 belajar di rumah selama kelas 3 ujian. Pelaksanaan PPDB kita menunggu dari Pemerintah. Jika  Kemendikbud mengeluarkan aturan mungkin ke bawahnya seperti Perwal pasti ada. Kita menunggu itu,” ujar Lilik.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Cirebon, Kadini mengungkapkan, PPDB dilakukan bulan Juni. Kemudian, pihaknya juga sudah mempersiapkan dan berkoordinasi dengan pihak kabupaten.

“Regulasi PPDB masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Tetap memakai tahap satu dan tahap dua atau zonasi. Tahapannya masih 50 persen tahap satu yakni afirmasi dan sebagainya, dan 50 persen tahap dua jalur zonasi,” ungkapnya.

Peduli lingkungan

Sementara itu, Disdik Kabupaten Cirebon melakukan terobosan baru guna membentuk karakter siswa, baik di tingkat Sekolah Dasar (SD) maupun SMP. Hal tersebut agar membentuk penerus bangsa yang ke depannya memiliki rasa tanggung jawab serta peduli terhadap lingkungan.

Salah satu programnya yakni terkait sampah. Pasalnya, di Kabupaten Cirebon persoalan sampah masih belum terselesaikan secara tuntas, karena kepedulian warga terhadap sampah sendiri masih belum baik, masih membuang sampah sembarangan.

Sehingga Disdik berupaya untuk meminimalisasi persoalan sampah dengan cara melarang siswa jajan menggunakan plastik maupun styrofoam melalui program sekolah bersih.

“Program sekolah bersih ini bertujuan supaya bisa menyelesaikan sampah dari sekolah. Jadi tidak ada lagi sampah-sampah plastik di sekolah, tujuannya sekaligus mengajarkan kepada anak didik tentang mencintai lingkungan,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Ronianto di Sumber.

Melalui surat edaran yang dikeluarkan bagi seluruh sekolah, pihaknya memerintahkan siswa tidak lagi jajan menggunakan plastik ataupun styrofoam.

“Untuk menjadi bangsa yang besar tentunya harus mencetak penerus bangsa yang berbudaya. Salah satunya dengan cara seperti ini, supaya keberlanjutan lingkungan hidup bisa terus dijaga,” katanya.

Ia mengimbau kepada seluruh siswa agar diwajibkan membawa alat makan sendiri sehingga penggunaan plastik maupun styrofoam sudah tidak lagi digunakan di lingkungan sekolah.

“Semoga saja kebiasaan ini bisa mendidik karakter anak-anak siswa yang bisa mencintai alamnya,” harap Ronianto.

Selain itu juga, program selanjutnya pihaknya pun membuat sebuah gebrakan baru, yakni mewajibkan anak didik untuk menghafal Alquran untuk menjadi pedoman dalam hidup. “Hal ini sudah dibuktikan oleh 256 siswa di kelas 9 yang sudah lulus 30 juz dari 51 sekolah,” sebutnya.(Jaka/Iwan)

 

Related Articles

Back to top button