CirebonRaya

19 RW di Kota Cirebon Terendam Banjir

Bambang: Kali Ini Banjir dengan Luapan Terdasyat Sepanjang Sejarah

CIREBON,- Sebanyak 19 RW di Kota Cirebon mengalami banjir akibat hujan cukup lebat pada Kamis (30/3/2023) malam yang berdurasi hingga tiga jam. Di RW 17 Kriyan Barat, Sungai Kriyan mulai meluap pada pukul 20.21 WIB.

Warga yang berada di sekitar sungai Kriyan mulai khawatir air sungai akan meluap. Tidak berselang lama, sekitar 20.58, air dari Sungai Kriyan meluap. Bahkan, salah satu tanggul di sekitar Sungai Kriyan jebol dan mengaliri jalan-jalan sekitar.

Warga menyebut banjir kali ini merupakan banjir yang terdahsyat. Petugas dari BPBD Kota Cirebon, TNI dan Polri diterjunkan untuk membantu mengevakuasi warga yang terdampak banjir. “Banjir luapan terdahsyat sepanjang sejarah banjir kiriman luapan sungai di RW 17 Kriyan Barat,” kata Ketua RW 17 Kriyan Barat, Bambang Jumantra saat melaporkan kondisi luapan air di daerahnya.

Bambang menambahkan, tercatat sementara lebih dari 470 KK terdampak akibat banjir di RT 01, 02, 04, 05 dan 06 Kriyan Barat. Akibatnya, puluhan KK mengungsi di madrasah, masjid dan beberapa lokasi yang dianggap aman.

Bambang juga mengatakan, empat orang lansia berkebutuhan khusus di selamatkan dengan cara seadanya. Puluhan perabot rumah tangga dan kendaraan bermotor mengalami kerusakan.

“Kiriman sampah akibat banjir merata sepanjang jalan.
Tanggul sepanjang sungai mengalami kerusakan hebat dan hingga pukul 02:30 banjir mulai surut tapi agak melambat. Langit masih hitam pekat dan gerimis kembali datang,” katanya.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Cirebon, Andi Wibowo, mengatakan, hujan lebat yang dimulai sejak pukul 20.00 WIB ini menyebabkan Sungai Suba meluap. Menurutnya, petugas dari BPBD Kota Cirebon disebar di beberapa titik banjir untuk membantu warga yang terdampak banjir.

Selain itu, petugas dari TNI Polri serta unsur lainya juga turun ke lapangan untuk membantu mengevakuasi warga yang terdampak banjir. “Durasi hujan tiga jam dengan intensitas sedang-tinggi sehingga menyebabkan aliran Sungai Suba meluap,” ujarnya.

Adapun banjir melanda 19 RW, yaitu di Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk sebanyak empat RW di antaranya RW 02 Mandalangan, RW 03 Banjar Melati, RW 05 Gambirlaya Utara dan RW 09 Kesunean Selatan. Kelurahan Pegambiran, Kecamatan Lemahwungkuk sebanyak tiga RW yaitu RW 01 Kemakmuran, RW 17 Kriyan Barat
dan RW 07 Karang Mulya.

Kelurahan Drajat, Kecamatan Kesambi sebanyak tiga RW yaitu RW 01 Drajat, RW 06 Simaja Utara, RW 09 Jabang Bayi. Kelurahan Kesambi, Kecamatan Kesambi, sebanyak satu RW yaitu RW 02 Karang Anyar.

Kelurahan Larangan, Kecamatan Harjamukti, sebanyak satu RW yaitu RW 15 Karang Mukti. Kelurahan Harjamukti, Kecamatan Harjamukti sebanyak satu RW yaitu RW 06 Harjamukti. Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti sebanyak satu RW yaitu
RW 03 Kalijaga. Kelurahan Kecapi, Kecamatan Harjamukti, sebanyak satu RW yaitu
RW 08 Lingga Asih.

Kelurahan Pulasaren, Kecamatan Pekalipan, sebanyak dua RW yaitu RW 07 Pulobaru Selatan dan RW 08 Cantilan. Kelurahan Jagasatru, Kecamatan Pekalipan, sebanyak satu RW yaitu RW 10 Karang Anyar. Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kejaksan, sebanyak satu RW yaitu RW 10 Sukapura.

“Saat ini tim kami masih di lapangan membantu warga. Tim kami juga sedang melakukan penyedotan air di Lemahwungkuk,” tutur Andi.

Sementara itu, Sekda Kota Cirebon, H. Agus Mulyadi mengatakan, curah hujan yang terjadi di Kota Cirebon terbilang masih terkendali. Namun ternyata, menurutnya, sepanjang sungai Suba dan Kriyan, ada limpahan air dari Kuningan yang deras dan kemudian meluap di sepanjang jalur hilir yang mengakibatkan beberapa wilayah yang terlewati sungai Suba dan Kriyan banjir.

“Hujan yang terjadi di Kabupaten dan Kota Cirebon memang cukup deras sejak isya. Di Kota Cirebon sendiri untuk curah hujan terkendali, namun ada kiriman air dari Kuningan (hulu) sehingga menyebabkan banjir di sepanjang yang dilewati sungai Suba dan Kriyan,” kata Agus.

Agus menambahkan, saat banjir terjadi, dirinya bersama Forkopimda melakukan monitoring di dua RW di Kecamatan Lemahwungkuk. Menurutnya, sejauh ini tidak ada korban akibat banjir. Namun menurutnya ada warga di Kelurahan Drajat yang harus dievakuasi ke RS Ciremai karena kondisinya yang sedang sakit. “Kalau dari assesmen ada 4415 KK yang terdampak atau 17660 jiwa. Estimasi kerugian 883 juta, namun Alhamdulillah tidak ada korban,” ujarnya.

Agus juga mengatakan, tadi malam, sudah ada titik – titik evakuasi yang sudah ditentukan, baik yang ada di fasilitas umum seperti masjid, kantor Satpol PP pun menurutnya dijadikan tempat evakuasi. Sementara untuk warga, beberapa sudah dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh Dinas Kesehatan.

Saat pemeriksaan, menurutnya ada dua warga yang harus dibawa ke RSD Gunung Jati. Agus berterimakasih kepada TNI dan Polri serta unsur lainnya yang sudah ikut membantu masyarakat terdampak banjir.

“Bantuan logistik sudah ada dari Dinas Sosial serta pemerintahan setempat. Hari ini juga membantu pembersihan di jalan maupun pemukiman,” ungkapnya.

Banjir juga terjadi di sejumlah desa di Kabupaten Cirebon. Penyebabnya, sungai Cipager yang meluap. Menurut laporan dari berbagai sumber, banjir terjadi di Desa Palir, Desa Setu Wetan, Desa Panembahan, Desa Kalitengah dan Desa Truag. Di Desa Setu Wetan sendiri, beberapa rumah yang dekat dengan aliran sungai Cipager terendam banjir. Banjir kali ini terbilang yang terparah. Sebab sebelumnya belum pernah terjadi banjir separah ini. Pun halnya dengan banjir yang terjadi di Desa Kalitengah. Beberapa rumah warga juga sempat terendam banjir yang sebelumnya belum pernah terjadi.
Sementara itu BMKG merilis peringatan prakiraan cuaca berbasis dampak hujan lebat di wilayah Ciayumajakuning berlaku pada 31 Maret – 1 April 2023. Kota Cirebon khususnya Harjamukti dan Kesambi potensi terjadi hujan lebat.(Cimot/Jaka)

Related Articles

Back to top button