CirebonRaya

Trauma Jadi Guru, Sabil Ditawari Kerja Dedi Mulyadi

CIREBON,- Guru honorer yang viral asal Cirebon setelah mengkritik di akun Instagram Ridwan Kamil beberapa hari yang lalu terus menjadi pembahasan di media sosial. Muhammad Sabil Fadilah harus berhenti mengajar setelah SMK Telkom Sekar Kemuning Cirebon memberikan surat pemberhentian secara langsung kepadanya.
Namun, setelah kabar pemberhentian oleh pihak sekolah secara tiba-tiba ini viral, kemudian pihak sekolah memberikan kesempatan kembali kepada Sabil untuk bisa bergabung dan mengajar kembali.
Akan tetapi, Sabil memilih untuk tidak kembali bergabung kembali karena sudah merasa malu dan enggan membawa hal-hal buruk bagi sekolah paska kejadian yang menghebohkan ini.
“Kalau dulu, selain ngajar saya juga berjualan dan melakukan pekerjaan serabutan, salah satunya fotographer terus jadi driver juga untuk menutupi kebutuhan sehari-hari,” jelasnya.
Selain sedang menangkan hati dan pikirannya, Sabil juga sedang menunggu tawaran pekerjaan dari pihak manapun untuk menutupi kebutuhan keluarganya. “Kalau ke dunia pendidikan lagi saya memilih gak mau, karena sudah merasa trauma akibat kejadian kemarin,” paparnya.
Dia juga mengaku, sosok poltisi Partai Golkar yang kini juga mejabat sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi telah bertemu dengannya. Dalam pertemuan ini, dikatakan Sabil, Dedi Mulyadi hanya memberikan nasehat mengenai hal bahasa Sunda.
“Barusan sih Pak Dedi cuma bincang-bincang dan ngasih penjelasan soal bahasa Sunda,” jelasnya.
Diakuinya juga, Dedi Mulyad menawarkan suatu pekerjaan kepadanya di mana Sabil diajak sebagai fotographer pribadi Kang Dedi Mulyadi, sapaan akrabnya. “Saya masih memperhitungkan karena belum ada pembahasan yang lebih serius,” ujarnya.
Sebelumnya, Kantor Cabang Dinas Pendidikan X Wilayah Jawa Barat menegaskan, jika M Sabil Fadilah, guru yang sebelumnya ramai diberitakan mengkritik Gubernur Ridwan Kamil, tidak dipecat.
Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan X Wilayah Jawa Barat, Ambar Triwidodo mengatakan, seluruh sekolah mengajarkan kepada anak didik untuk santun saat ber-media sosial.
“Namun tiba-tiba ada guru yang seperti itu (berkata kasar di medsos). Tapi, yang bersangkutan diberitakan teguran saja, tidak ada pemecatan, baik dari SMK Telkom, juga data pokok pendidikan (Dapodik) yang bersangkutan tidak dikeluarkan,” ujar Ambar.
Ambar menambahkan, sebenarnya data Sabil dalam Dapodik tidak dikeluarkan. “Pihak provinsi (Jabar) tidak pernah mengeluarkan itu. Kemudian, kami juga tegaskan tidak ada perintah dari Gubernur Jawa Barat untuk mengeluarkan yang bersangkutan dari sekolahnya,” ungkapnya.
Ia pun menegaskan bahwa Sabil masih guru di SMK Telkom dan Dapodik-nya di SMK Manbaul Ulum pun masih tercatat.
“Hingga saat ini kami tidak pernah ada arahan (dari gubernur) untuk mengeluarkan. Kami ingatkan kembali kepada guru bahwa guru merupakan role model bagi anak-anak, kita didik anak kita dengn baik agar apa yang diharapkan bisa sesuai,” tuturnya.
Ambar pun menegaskan kembali jika tidak ada arahan dari gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk memecat M Sabil Fadilah. “Tidak ada arahan dari gubernur, atau Kadisdik Jabar terkait isu pemecatan, dikeluarkan dari Dapodik pun tidak ada,” tuturnya.
Sementara Elis Suswati, Humas Yayasan Miftahul Ulum yang menaungi SMK Telkom Sekar Kemuning mengatakan, Sabil memang mengajar di sekolah tersebut selama enam jam per Minggu.
“Sebenarnya terhadap Pak Sabil itu bukan pemecatan, kami membuka seluas-luasnya kepada Pak Sabil jika ingin bergabung dengan kami, tidak ada masalah selama ikuti aturan, kami tidak saklek,” ujar Elis.(Fanny/KC)

Related Articles

Back to top button