Ayumajakuning

HPP Gabah dan Beras Naik, Harga Tengkulak Diminta Dapat Menyesuaikan

MAJALENGKA, (KacenewsId).-Diumumkannya kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah dan beras oleh Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA)  disambut baik para petani di Kabupaten Majalengka. Mereka berharap tengkulak bisa menyesuaikan harga pembelian dengan pemerintah.

Sejumlah petani mengaku, kenaikan HPP sudah ditunggu sejak lama karena harga gabah kering panen ataupun harga gabah kering giling saat memasuki musim panen selalu anjlok.

Kondisi ini  sulit dihindari, karena di tengah kebutuhan mendesak petani tidak memiliki daya tawar, sehingga harga murahpun dijual.

“Kemarin saja per 1 Maret harga jual hanya mencapai Rp 450.000 per kwintal. Harga itu sangat rendah dan cukup merugikan petani. Tapi mau bagaimana lagi, petani butuh uang, mereka yang punya uang,” kata Mimi salah seorang petani di Jatitujuh.

Namun sekarang dia bersyukur, karena harga gabah mulai naik sejak Rabu (15/3/2023) menjadi Rp 530.000 per kwintal, dengan kondisi gabah bersih dan kering hasil panen dmenggunakan “combine  harvester”.

“Kami tidak mengetahui kenaikan harga gabah ini apakah karena adanya pengumuman pemerintah soal kenaikan HPP atau bukan. Tapi memang HPP diharapkan naik sejak lama dan kenaikan ini diikuti oleh pembelian para tengkulak,” kata Aep petani lainnya.

Karena menurutnya, para petani tidak pernah menjual kepada Bulog atau rekanannya, melainkan menjual ke tengkulak serta tidak pernah mengetahui kapan Bulog melakukan penyerapan gabah petani.

Berbeda dengan  di wilayah Kecamatan Ligung. Harga gabah basah hasil panen dengan alat “combine harvester” sama dengan harga gabah kering giling di Kecamatan Jatitujuh sebesar Rp 530.000 per kwintal.

Menurut petani, kenaikan harga diduga terjadi karena masuknya bandar gabah dari Tawa Tengah yang datang ke wilayah Kecamatan Ligung. Mereka datang langsung ke sawah-sawah petani yang tengah memanen padi.

“Sudah tiga harian bandar dari Brebes masuk ke wilayah kami di Ligung. Bahkan sehari bisa empat mobil langsung datang ke sawah-sawah menemui petani. Jadi harga naik bersaing dengan bandar di daerah sendiri,” kata Munadi petani Desa Wanasalam, Kecamatan Ligung.

Menurutnya, petani hingga sekarang tidak mengetahui ada kenaikan HPP yang diumumkan pemerintah, namun karena masuknya bandar luar.

“Kalau HPP naik ya syukur, berarti akan mendongkrak harga gabah dan beras petani,” ujarnya.

Sementara itu, salah seorang pemilik penggilingan padi, Sudinta di Kelurahan Tarikolot menyebutkan, harga pembelian gabah dari petani sejak tiga hari terakhir sebesar Rp 550.000 per kwintal. Harga tersebut menyesuaikan dengan harga pasar, seiring dengan musim panen yang kini masih terus berjalan.

“Harga tersebut diambil langsung ke petani,“ ujarnya.(Tati)

Related Articles

Back to top button