CirebonRaya

UGJ Akan Ganti Skripsi Jadi Karya Ilmiah Terpublikasi

CIREBON – Universitas Swadaya Gunungjatj (UGJ) akan mengganti tugas akhir mahasiswa dari Skripsi menjadi karya ilmiah yang terpublikasi. Hal itu dikatakan Rektor UGJ, Prof. Dr. H. Mukarto Siswoyo, Drs, M.Si disela- sela kegiatan Gebyar Riset Unggulan UGJ Tahun 2022 di Auditorium Kampus I, Rabu (15/3/2023).

Dalam Gebyar Riset ini, UGJ memberikan sejumlah penghargaan dan sertifikat kepada para dosen yang berprestasi. Menurutnya, Gebyar Riset ini adalah ajang penghargaan apresiasi kepada para dosen yang telah menorehkan prestasi di bidang penelitian, publikasi ilmiah dan prestasi lainya. Salah satunya yakni Research and Publication Award tingkat program studi dan tingkat universitas.

“Ini ajang penghargaan rutin setiap satu tahun sekali kepada dosen yang berprestasi di berbagai bidang. Jadi ini diselenggarakan di tahun 2023, tapi penilaian di tahun 2022,” kata Mukarto.

Mukarto menambahkan, pada tahun ini, UGJ akan lakukan lompatan kebijakan yang tidak lagi mewajibkan mahasiswa melakukan tugas akhirnya dalam bentuk skripsi, namun dalam bentuk karya ilmiah yang terpublikasi. Nantinya, para mahasiswa akan berkolaborasi dengan dosen sehingga nanti tidak ada lagi dosen pembimbing, namun dosen kolaborator.

“Kolaborasi dengan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhirnya dalam bentuk publikasi ilmiah, tentu kita akan arahkan sesuai dengan kebijakan di kita dan mahasiswa akan terbantu,” katanya.

Menurutnya, dengan adanya kebijakan ini, mahasiswa UGJ juga akan banyak yang dapat menyelesaikan studinya di tiga tahun setengah, atau tidak harus menempuh studi selama empat tahun dalam waktu normal. Sebab menurutnya, pada awal semester ke tujuh, mahasiswa sudah diarahkan untuk menulis karya ilmiah dengan kolaborasi dengan dosen.

Dan begitu karya ilmiah diterima dan mendapat LOE dan jurnal yang mereka masukan itu sudah ada, bisa dilakukan yudisium dan wisuda tentunya. “Bentuknya jurnal kita berlakukan tahun 2023, ini kita sedang godog sedikit lagi kebijakan ini untuk disosialisasikan kepada mahasiswa,” tuturnya.

Selain itu, Mukarto juga mengatakan, UGJ membuka program penerimaan mahasiswa baru dengan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). Dalam program ini, ada 15 program studi S1 dan S2 yang dibuka untuk masyarakat dari berbagai kalangan untuk melanjutkan kuliahnya melalui RPL ini.

Menurutnya, program ini tidak mengharuskan mahasiswa menempuh pendidikan selama empat tahun. Mukarto mencontohkan bagi masyarakat yang sudah bekerja dan pernah kuliah, namun tidak bisa menyelesaikan kuliahnya.

Dalam kasus ini, jika masyarakat tersebut ingin melanjutkan kuliah maka harus disertakan transkip nilai dan portofolio. “Mereka yang sudah bekerja, yang pernah kuliah tapi tidak selesai, ada transkip nilai beberapa semester lalu kita akui, itu tinggal lanjutkan. Yang punya portofolio atau contoh TNI- Polri punya portofolio, dia kerja sekian tahun kemudian pernah ikut pelatihan, punya sertifikat, itu semua kita perhitungkan, kita asesmen oleh asesor.”

Boleh jadi yang bersangkutan mulai kuliah di semester lima, empat atau enam. Jadi buka kesempatan kepada siapapun, wartawan juga boleh.  Artinya kita buka peluang, kuliah bisa lebih cepat selesai dengan portofolio tadi. Kalau tidak punya apa- apa ya tidak bisa,” ungkapnya.(Iskandar)

Related Articles

Back to top button