Guru di Cirebon yang Mengkritik Gubernur Dipecat Lantaran Sudah Ada SP1 dan SP3
CIREBON– M Sabil Fadilah, seorang guru di Cirebon, menuai hujatan dari netizen saat ia berkomentar di akun Instagram Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Dalam komentar di IG sang gubernur, Sabil menyebut Ridwan Kamil dengan sebutan ‘maneh’ dalam bahasa Sunda yang berarti ‘kamu’ dalam bahasa Indonesia.
Sabil saat itu mengkritik postingan Ridwan Kamil, yang sedang melakukan zoom dengan siswa SMP Tasikmalaya, terkait donasi yang digalang oleh para siswa untuk membeli sepatu rekannya yang rusak.
Dalam video yang diposting oleh Ridwan Kamil, terlihat Gubernur Jawa Barat itu, berkomunikasi dengan para siswa, dengab memakai jas berwarna kuning. Melihat hal tersebut, Sabil kemudian menuliskan komentarnya, dengan menanyakan posisi Ridwan Kamil saat itu sebagai apa.
“Dalam Zoom ini, maneh teh keur jadi geburnur jabar, atau kader partai atau pribadi Ridwan Kamil (Dalam zoom ini, kamu sedang menjadi Gubernur Jabar, atau kader partai, atau pribadi Ridwan Kamil),” tulis Sabil dalam komentarnya.
Komentar Sabil ini, kemudian di-pin oleh Ridwan Kamil sehingga menjadi komentar teratas. Hal ini membuat komentarnya diserang dan berakibat juga kepada akun media sosial sekolahnya.
RK bahkan membalas komentar dari Sabil dengan menulis “Ceuk Maneh Kumaha?”. Komentar Sabil ini kemudian menjadi sorotan netizen dan dianggap tidak sopan. Sabil menyadari jika sebutan ‘maneh’ tersebut biasanya disematkan untuk orang sebaya.
“Dalam bahasa Sunda itu, yang terhalus ada anjeun, ada maneh di pertengahan dan ada sia yang kasar banget. Kenapa saya pakai kata maneh, karena saya pikir Pak Ridwan Kamil itu santai orangnya, memang saya tahu kalau Pak Ridwan Kamil itu lebih tua dari saya tapi saya tidak ada maksud untuk merendahkan,” ujarnya.
Menurutnya, ia pernah bertemu dua kali dengan Ridwan Kamil, yaitu saat jadi wali kota dan saat sudah jadi gubernur.
“Dua-duanya pertemuan itu ya santai, Pak Ridwan Kamil itu asyik. Dalam sebutan maneh itu saya tidak ada niat merendahkan, asli karena saya pikir Pak Ridwan Kamil itu santai-santai aja orangnya,” ungkapnya.
Ia pun memohon maaf kepada dua sekolah, yaitu SMK Telkom Sekar Kemuning dan SMK Manbaul Ulum yang dibuat repot oleh kejadian ini. “Saya mohon maaf kepada dua sekolah ini. Saya pun akhirnya belajar untuk lebih berhati-hati lagi dalam bermedsos,” ungkapnya.
Pihak SMK Telkom Sekar Kemuning Kota Cirebon angkat bicara terkait persoalan pemecatan terhadap guru M Sabil Fadilah. Seperti diketahui, Sabil dipecat gegara dia mengkritik Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat gubernur tersebut melakukan zoom meeting bersama pihak SMP Tasikmalaya. Dalam zoom tersebut, RK menggunakan jas kuning yang kemudian dikritik Sabil dengan menggunakan kalimat ‘maneh’ kepada gubernur.
Cahya Haryadi, selaku Wakasek Kurikulum dan SDM SMK Telkom mengatakan, pada dasarnya tidak ada sesuatu yang tiba-tiba, termasuk kabar pemecatan terhadap M Sabil Fadilah.
“Semuanya rangkaian. Surat yang diterima oleh Pak Sabil kemarin adalah surat yang ketiga, surat pertama atau SP 1 itu dikirimkan pada September 2021, isinya intinya masih seputar etika yang bersangkutan, yaitu terkait berkata kasar kepada peserta didik, saat itu orang tua peserta didik tidak terima. Satu bulan kemudian, Oktober 2021 masih seputar etika, yaitu merokok di ruang guru, yang lebih penting lagi bukan merokoknya, tapi dia mematikan CCTV untuk menghapus bukti bahwa dia merokok,” ujar Cahya.
Kemudian, menurutnya, menurut catatan, ketika di kelas, yang bersangkutan juga pernah melontarkan kalimat yang tidak pantas untuk diucapkan sebagai pendidik.
“Itu hasil supervisi kami. Kita memang sudah membina yang bersangkutan. Hingga kemudian kemarin, ada informasi juga bahwa yang bersangkutan sering tidak hadir di kelas, hingga akhirnya ada SP3 itu (usai berkata kasar di IG Gubernur Jabar), memang waktunya mengundurkan diri,” ungkapnya.
Ia menambahkan, terlepas dari kejadian berkata kasar di IG Gubernur Jawa Barat, waktunya memang bersamaan dengan keluarnya SP3, sebab sebelumnya pihak sekolah sudah mengeluarkan SP1 dan SP3. “Kemarin itu finalnya. Bukan karena komentar dia ke gubernur, karena dia memang sudah pernah ada SP1 dan SP2,” tuturnya.
Usai ramai Sabil berkomentar kasar dengan menyebut ‘maneh’ ke Gubernur Jawa Barat, menurutnya, saat itu juga pihak sekolah langsung rapat dengan pihak yayasan.
“Dipikir-pikir ini kok kasar banget, lalu kita undang yayasan untuk rapat, dan ternyata bagian SDM bilang sudah pernah ada sebelumnya SP1 dan SP2 ke dia,” ungkapnya.(Fanny)