Opini

Rahasia Bulan Syakban

Oleh KH. Imam Nur Suharno, MPdI
Pembina Majelis Taklim Emak-Emak di Kuningan Jawa Barat

ALHAMDULILLAH kini kita telah berada di bulan Syakban. Semoga Allah memberkahi kita di bulan Syakban dan dipertemukan dengan bulan Ramadhan. Amin.
Allah SWT telah menciptakan dua belas bulan dalam satu tahun sebagai salah satu tanda kekuasaan-Nya.
Dalam setiap bulannya terdapat keistimewaan dan rahasia yang tersirat di dalamnya. Dan sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang terus berupaya untuk memaksimalkan ibadah dan kebaikan, khususnya di bulan-bulan yang dianggap mulia dalam Islam.
Saat ini kita telah memasuki salah satu bulan yang dimuliakan, yaitu bulan Syakban. Bulan yang di dalamnya banyak rahasia dan keistimewaan yang Allah khususkan hanya pada bulan ini.
Karena itu, Rasulullah menegaskan bahwa di balik hikmah bulan ini disebut bulan Syajban adalah karena terdapat kebaikan yang sangat banyak.
Dalam riwayat Anas bin Malik, Nabi SAW bersabda: “Dinamakan bulan Syakban karena di dalamnya terdapat kebaikan yang sangat banyak, kebaikan bagi orang yang berpuasa di dalamnya, hingga ia masuk surga.”
Rasulullah sebagai teladan bagi umat Islam selalu menjalani bulan ini dengan berpuasa. Bahkan jumlah puasa yang dilakukannya melebihi bulan-bulan yang lain selain bulan Ramadhan.
Ternyata, ketika ditanya oleh para sahabat perihal semua itu, beliau menjawab bahwa bulan ini merupakan bulan diangkatnya semua amal ibadah kepada Allah.
“Ini adalah bulan yang kerap dilalaikan oleh manusia darinya. Ia adalah bulan di antara Rajab dan Ramadhan, yaitu bulan di mana amal-amal akan diangkat kepada Tuhan alam semesta, maka aku senang amalku diangkat ketika aku sedang berpuasa.” (HR. An-Nasa’i).
Selain itu, terdapat banyak kejadian luar biasa yang terjadi pada bulan Syakban. Salah satunya, peristiwa perubahan arah kiblat dari Aqsha Palestina ke Masjidil Haram. Berkaitan dengan hal ini, Allah berfirman dalam Al-Quran:
“Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu.” (QS. Al-Baqarah [2]: 144).
Hikmah dari peristiwa ini adalah Allah hendak mengetahui orang-orang yang benar-benar beriman pada ajaran yang dibawa oleh nabi, dan orang-orang yang ingkar kepadanya.
Berkaitan dengan hal ini, Allah SWT berfirman: “Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang.” (QS. Al-Baqarah [2]: 143).
Dalam peristiwa perubahan arah kiblat, umat Islam benar-benar diuji keimanannya. Tidak sedikit dari mereka yang ingkar dan keluar dari ajaran Islam. Tidak sedikit pula yang keimanannya justru semakin kuat dan mantap pada ajaran yang dibawa oleh Nabi SAW.
Karenanya, saat ini menjadi momentum yang sangat tepat untuk kembali menguatkan keyakinan dan keimanan hanya kepada Allah semata.
Selain itu, bulan ini juga dikenal bulan shalawat kepada Nabi SAW. Umat Islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak membaca shalawat kepadanya. Hal ini karena seiring dengan turunnya firman Allah SWT, berupa perintah membaca shalawat:
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (QS Al-Ahzab [33]: 56).
Semoga kita semua termasuk orang-orang yang bisa mengambil keuntungan dan memaksimalkan bulan Syakban, dan tidak termasuk golongan orang-orang yang menyia-nyiakan bulan mulia ini. Amin.***

Related Articles

Back to top button