CirebonRaya

Kinerja Disdukcapil Disoal, Bikin E-KTP Bisa Enam Bulan

Ismiyatul Fatihiyah Yusuf: Dari Dulu Pelayanan Nggak Pernah Berubah, Lelet dan Lambat

CIREBON – Warga Kabupaten Cirebon masih kesulitan membuat e-KTP. Bahkan ada yang sampai membutuhkan waktu hingga setengah tahun lamanya untuk bisa memiliki tanda identitas tersebut.

Keluhan masyarakat itu, bersarang ke Anggota DPRD, Hj Ismiyatul Fatihiyah Yusuf. Ia mengaku banyak menerima keluhan terkait pelayanan dasar yang masih jauh dari harapan.

“Keluhan warga masih sama. Terkait pelayanan dasar yang belum maksimal. Bayangkan, untuk membuat e-KTP saja warga Cirebon Timur sampai membutuhkan waktu setengah tahun lamanya,” kata Ismi kepada “KC” Rabu (22/2/2023).

Politisi PKB itupun akhirnya buka suara, terkait kinerja Disdukcapil Kabupaten Cirebon. Menurut Ismi, sebelum menjadi anggota dewan, hingga sekarang sudah duduk di legislatif, Disdukcapil masih sama. Tidak ada pembenahan.

Terus bermasalah. “Jangankan masyarakat, saya sekarang sudah di dewan saja mewakili masyarakat masih sering dipersulit. Apa lagi masyarakat awam,” katanya.

Padahal, lanjut Ismi, administrasi kependudukan (adminduk) dulu sempat digembar-gemborkan bisa diakses lewat online. Artinya, pelayanan harusnya sudah bisa dipermudah.

Tapi nyatanya, kata dia, di lapangan masih banyak keluhan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan baik. Padahal kata dia, semua berasal dari Disdukcapil. Sebut saja sebelum mengurus bantuan sosial, BPJS, surat kematian, termasuk ke dunia kerja, membutuh KTP dan KK.

Sayangnya, untuk bisa mengaksesnya terasa sulit. “Jadi kinerja Disdukcapil, integritasnya dipertanyakan. Kenapa membuat KTP saja masih sulit. Banyak loh, yang ngadu mau memperbaiki pun males jadinya, karena sulitnya mengakses pelayanan adminduk,” kata Ismi.

Sebetulnya, lanjut dia, pencetakan e-KTP informasinya sudah bisa dilakukan di kecamatan. Tapi lagi-lagi, itu sebatas wacana. Faktanya warga masih tetap kesulitan.
Kalaupun sekarang, berbasis aplikasi, itupun tidak bisa menyelesaikan masalah.

Khususnya untuk kalangan masyarakat bawah. Yang tidak memiliki kemampuan, mengaksesnya. “Orang tua, yang tidak punya smartphone. Atau orang tua yang tidak mengerti teknologi, ya pasti kebingungan mereka,” katanya.(Ismail) 

Back to top button