CirebonRaya

Tekan Stunting, 26 Desa di Kabupaten Cirebon Akan Dilakukan AKS

CIREBON- Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Perlindungan Perempuan dan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Cirebon segera melakukan Audit Kasus Stunting (AKS) di tahun ini.

Kepala DPPKBP3A Kabupaten Cirebon, Hj Eni Suhaeni menjelaskan, ada 26 desa yang akan diaudit. Dari jumlah tersebut dipilih tiga desa dengan angka stunting tertinggi. Ia menjelaskan, dalam penangan stunting, pihaknya selalu berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan. Sebab, data stunting berasal dari Dinas Kesehatan.

“Dalam penangan stunting juga menghadirkan tim pakar. Diantaranya, dokter anak, psikolog dan ahli gizi. Termasuk kuwu, camat dan unsur muspikanya” kata Eni, Selasa (21/2/2023).

Menurut dia, pihaknya selalu mencari tahu penyebabnya kasus stunting setelah itu, dibawa ke tingkat kabupaten untuk tindaklanjuti. “Ada 26 desa dari 9 kecamatan, di 10 puskesmas yang akan dilakukan AKS-nya. Dan akan dipilih tiga desa, berdasarkan angka stuntingnya paling tinggi,” katanya.

Dari sembilan kecamatan itu, tidak termasuk di Kecamatan Sumber. Meskipun berdasarkan data yang diverifikasi keluarga kasus stuntingnya memang tinggi. Itu berdasarkan data dari Dinas Kesehatan setempat.

Yang masuk, kata Eni, Kecamatan Waled, Ciledug, Astanajapura, Pangenan, Mundu, Talun, Jamblang, Weru, Kaliwedi, dan Klangenan. “Jadi enggak ada Kecamatan Sumber,” ujarnya.

Ia menjelaskan, untuk penanganan stunting itu harus paripurna. Intervensinya dari hulu hingga ke hilir.  hulunya intervensi sensitif 70 persen. Sementara, hilirnya 30 persen intervensi spesifik ada di Dinas Kesehatan.

“Jadi, pada saat sudah dapat berapa kasus stunting yang saat ini ada kurang lebih 14.000. Itulah Intervensi dari Dinas Kesehatan. Jadi kami adanya di hulu, yang tugasnya
mendampingi keluarga-keluarga yang beresiko stunting,” ungkapnya.

Misal, lanjut Mantan Kepala Dinas Kesehatan itu, pasangan usia subur, kemudian ada calon pengantin, kemudian ibu hamil, ibu pasca melahirkan kemudian keluarga yang punya anak baru 0 sampai 59 bulan.

“Mereka akan didampingi tim keluarga dari DPPKBP3A yang jumlahnya ada 5247,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Hj Neneng Hasanah menuturkan, angka stunting Kabupaten Cirebon mengalami penurunan dari 26,5 persen, menjadi 18,7 persen. Penurunan tersebut berkat kerjasama semua pihak.

“Di tahun 2023 ini, kami akan mencari inovasi agar stunting di Kabupaten Cirebon bisa turun hingga 2024 mendatang. Apalagi di tahun 2024 kita ada inovasi banting setir (bersama atasi stunting melalui skrining terintegrasi),” katanya.(Ismail) 

Related Articles

Back to top button