Ragam

Gapura Panjunan Ambruk, Agung Supirno: Padahal Bangunan Baru Satu Tahun

CIREBON- Anggota DPRD Kota Cirebon dari Fraksi Partai Golkar, Agung Supirno, menyebut proyek gapura yang ambruk di Kelurahan Panjunan Kota Cirebon, asal-asalan.

“Kenapa asal-asalan, karena proyek itu belum ada setahun usianya, berarti kan pekerjaannya tidak maksimal,” ujar Agung, Selasa (20/2/2023).

Gapura ambruk ini merupakan proyek dari program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) dari Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR. Gapura berbentuk candi Bentar tersebut ambruk saat hujan deras yang mengguyur Cirebon dan sekitarnya beberapa hari yang lalu.

“Kotaku ini merupakan mega proyek, ini etalasenya Kota Cirebon yang direncanakan sangat baik. Tapi kualitas proyeknya patut dipertanyakan, belum diresmikan sudah roboh,” ungkapnya.

Menurutnya, pihak ketiga harus bertanggungjawab atas ambruknya gapura tersebut. “Dinas terkait juga harus mengawasi agar tidak terulang seperti proyek gapura ini. Masa usia belum setahun, tapi gagal. Saya minta dinas terkait untuk mengundang pihak ketiga. Saya juga minta dinas terkait untuk cek seluruh proyek Kotaku,” katanya.

Sebelumnya diberitakan, bangunan gapura di kawasan proyek Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) Pesisir Kelurahan Panjunan, Kota Cirebon ambruk pada Selasa (14/2/2023).

Ambruknya gapura membuat geger masyarakat setempat. Sebab, baru tahun lalu pembangunan gapura selesai. Kini, yang jadi sorotan adalah kualitas kontruksi bangunan.
Gapura tersebut dibangun berbentuk Candi Bentar, khas Cirebon. Bahkan, baru diserahterimakan dari Kementerian PUPR ke Pemerintah Kota Cirebon, Agustus 2022.

Sebelumnya, pada saat pembangunan baru setengah jadi, gapura tersebut juga sempat ambruk, dan beruntung tidak memakan korban.

Ketua RW 10 Pesisir Utara, Suwarjono menduga gapura ambruk karena tanah labil. Sebab, lokasi proyek berada di jalan nelayan yang dulunya bekas empang atau balong.

Ia juga menduga, kualitas bangunan tidak maksimal. Sehingga, dengan kondisi tanah yang labil dan kontruksi tidak masimal membuat bangunan rentan ambruk. “Kemungkinan bisa kena getaran mobil urugan, bisa jadi kwalitas gapura gak maksimal, bisa jadi dari alam itu. Saya berharap setelah roboh bisa dibangun kembali,” kata Ketua RW 10 Pesisir Utara, Suwarjono.(Fanny)

Related Articles

Back to top button